Sabtu, 13 April 2013

Kilas Balik Kerja Paruh Waktu Pagar Ayu


Aku dulu pernah menekuni dunia pagar ayu. Sekitar kelas X sampai dengan semester 6. Pagar ayu adalah pengantar tamu yang ada di pesta wedding atau ulang tahun. Akan tetapi tugasnya tidak hanya mengantar tamu saja, mereka juga mengatur dan membagikan botol dan gelas dalam prosesi pyramid fountain dan toast serta menyiapkan untuk cinciu, parade pedang dan membagikan kue kecil, membawakan fish bowl untuk doorprize dan hadiahnya. Terkadang jika memang dibutuhkan, ada yang stand by di bagian penerima tamu.

Namanya memang pagar ayu, tapi tidak semua pagar ayu berparas ayu, kadang bila memang banyak acara wedding, bahkan owner dari pagar ayu akan ambil anggotanya asal comot. Ada pula owner yang terlalu pemilih, kalau tidak benar – benar cantik seperti bintang film dan langsing, tidak akan dipilihnya.

Saat dulu pertama kali terjun di dunia pagar ayu, kebanyakan anggotanya adalah anak kuliahan, jadi aku yang masih SMA ini termasuk paling kecil. Jika sekarang sih justru baru kelas 1 SMP sudah ada yang join, justru jarang anak kuliahan. Mungkin karena incomenya tidak begitu menjanjikan.

Jangan bayangkan menjadi pagar ayu incomenya sebesar menjadi Event Organizer, secara pagar ayu tidak perlu banyak meeting dan mengkonsep acara. Meski terlihat tidak memerlukan skill khusus dan hanya modal tampang, sebenarnya tidak hanya itu saja loh, seorang pagar ayu juga harus ramah dan cerdas. Sebenarnya ada beberapa peraturan tak tertulis dalam dunia pagar ayu seperti :
  1. Satu meja berisi 10 tempat duduk lebih baik dipenuhi dahulu baru buka meja baru, hindari membuka meja cadangan tanpa seijin dari keluarga.
  2. Umumnya meja untuk resepsi berisi 10 orang, maka jangan menempatkan ganjil sehingga hanya tinggal kosong 1 kursi saja, karena kebanyakan tamu yang hadir biasanya beregu atau berpasangan, memang ada tamu yang sendirian tapi jarang sekali.
  3. Tempatkan tamu berpasangan (umumnya suami istri) dalam kondisi sebelahan, kalau ternyata ada 2 tempat duduk kosong tapi tidak bersebelahan, mintalah tamu yang lain untuk geser.
  4. Umumnya banyak yang mau membooking tempat duduk untuk teman atau keluarganya yang lain, jadi lebih baik member tanda pada kursi tersebut (menaruh serbet di kursi) sehingga dapat menandakan kursi tersebut jangan diisi oleh tamu yang lain.
  5. Jika ada tamu yang membawa anak kecil dengan perawatnya, tawarkan untuk ke lokasi kids corner. Bila tidak membawa perawat, jika masih dibawah 3 tahun, tawarkan agar anak kecil itu dipangku saja. Jika memang tamu tidak bersedia untuk memangku atau membawa ke kids corner ya jangan memaksakan kehendaknya.
  6. Dalam prosesi pyramid fountain dan toast, botol/gelas diberikan terlebih dahulu pada mempelai wanita baru mempelai pria, tetapi sebelumnya, harap mengambil flower bucket milik mempelai wanita.
  7. Kalau memang jumlah kue kecil terbatas, jangan mengumbar – umbar kue kecil pada tamu yang minta lebih, katakanlah “persediaannya terbatas suk/ayi nanti kalau masih sisa aku kasih ya”
  8. Kalau ada tamu yang tidak jelas untuk dipanggil ayi/suk, tapi terlalu tua untuk dipanggil ce, panggillah tamu tersebut dengan “ce”
  9. Sebelum menempatkan tempat duduk tamu, tanyakan dulu yang bertugas nge-pos karena mereka yang lebih mengerti meja mana saja yang sudah penuh, tidak boleh diisi dan mereka yang mengatur agar pas. Akan tetapi bila suasana terlalu ramai, tamu membeludak dan bagian yang nge-pos sibuk sedangkan tamu yang akan kamu antarkan mejanya jelas-jelas masih lowong, antarkan dulu tamu tersebut baru mengatakan ke yang ngepos, “meja nomer sekian aku isi 2 orang”



Sebenarnya masih banyak lagi peraturan tidak tertulis yang lain. Sebenarnya walau pagar ayu terlihat pekerjaan biasa, tapi ada suka duka dan kejadian – kejadian menarik lainnya saat menjadi pagar ayu.
Pernah suatu kali aku dapat job dari pagar ayu yang ownernya pemilih, biasanya aku dan ceceku sepaket kalau dapat job, oleh karena ceceku lebih cantik dan langsing, jadi ceceku yang sering dapat job. Aku hanya dijadikan cadangan saat banyak event. Pertama kali aku dapat job dip agar ayu tersebut, pestanya mewah di Imperial Ballroom 1, maka dari itu tamu yang dating pun banyak sekali, sempat kelabakan, saat itu ada dari EO memintaku untuk menempatkan penerima tamu di suatu meja. Aku pun menjalankannya, tiba-tiba saat kembali aku kena marah habis-habisan oleh ownernya, bahkan dia juga bilang,” yang nggaji kamu itu aku atau EO”, aku menahan tangis, tapi sempat tertetes walau hanya sedikit. Memang owner pagar ayu tersebut terkenal sangat menyayangi anak-anak yang disukainya, tapi dia membenci anak-anak yang tidak disukainya. Fee dibawah Rp 50.000,00 tidak lah pantas dia mengucapkan hal seperti itu.

Sudah lupakan mengenai masa lalu yang buruk, pernah pula ada kejadian yang cukup dramatis, suatu kali di suatu pesta di ballroom salah satu hotel bintang 5 di wilayah Surabaya Pusat, awalnya saat mengantarkan tamu berjalan seperti biasanya, saat itu aku dan cece kebagian tugas pyramid fountain dan toast, saat hendak membagikan gelas toast aku begitu kaget mengapa banyak orang berkumpul di tengah seperti mengerubuti begitu, ternyata papa dari pihak laki-laki pingsan dan kejang-kejang. Papa pihak laki-laki pun segera dibawa ke rumah sakit terdekat, akan tetapi sangatlah terlihat bahwa kedua mempelai sudah tidak bias menikmati pesta dengan nyaman, seluruh doorprize langsung dibagikan semua di depan, acara dipercepat. Beberapa minggu kemudian, aku mendapat kabar bahwa papa pihak laki-laki tersebut sudah meninggal. Cukup ironis bagi pasangan yang seharusnya menjadi saat yang bahagia bagi mereka berdua.

Ada lagi cerita dari ceceku, suatu kali dia dapat job dari owner pagar ayu pemilih, akan tetapi dibatalkan, karena ternyata calon mempelai laki-lakinya baru mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung dari orang tua yang membesarkannya. Orang tua yang membesarkannya memang cukup mapan di Surabaya. Sepertinya ada beban psikologis dalam diri calon mempelai laki-laki tersebut sehingga ia membatalkan pernikahannya.
Menjadi seorang pagar ayu tidak hanya membutuhkan wajah yang rupawan tapi juga bisa menjadi wakil dari penyelenggara pesta dalam menyambut para tamunya.

Kerja, untuk Uang atau untuk Pengalaman?


Sudah seminggu ini tidak menulis blog, tidak menonton DVD, jarang online FB. Karena minggu ini bisa dibilang minggu yang cukup sibuk. Aku menerima tawaran menghitung struktur secara freelance dan tampaknya memang menghitungkan struktur secara freelance salary nya lebih besar dibanding kerja kantoran tapi kita tidak tahu apakah kita ada kesalahan atau tidak dalam perhitungan.

Kebetulan minggu ini juga ada banyak kerjaan di kantor, jadi tidak bisa selalu membawa tugas freelance ini ke kantor. Pulang kerja, setelah makan dan mandi harus di depan computer lagi untuk menyelesaikan hitungan. Serasa kembali lagi ke masa kuliah, Tugas beton, baja dan skripsi, tapi entah kenapa, aku tahu kalau tugas – tugas itu lebih ribet dan juga aku harus membagi tugas dan tenaga saat di kampus, berorganisasi dan mengerjakan tugas tapi kadar kecapekannya aku merasa lebih capek seminggu ini. Bahkan kemarin sudah terkapar pukul 21.30, bayangkan, biasanya saat kuliah biasa tidur jam 1.00 bahkan saat skripsi begadang sampai pk 6.30 tiap minggunya, tapi paling –paling hanya ngantuk. Mungkin kondisi social yang berbeda antara kantor dengan kampus. Di kampus bisa bertemu dengan teman – teman, ngobrol walau hanya saat makan siang sedangkan kondisi kerja di kantor setiap orang duduk di tempat masing – masing, makan siang pun terbagi menjadi 2 grup. Aku tidak mengerti kerjaan mereka sehingga tidak bisa membantu mereka, mereka pun tidak mengerti pekerjaanku.

Sebenarnya saat aku menulis blog ini saat masih jam kerja di kantor, masih ada kerjaan sebenarnya, tapi aku break dulu karena merasa agak capek dan tidak bisa berpikir. Mengingat lagi ke masa lalu, aku dulu terkesan menghindari stuktur dan hitung – hitungannya yang menurutku ilmunya tidak dapat dinalar. Tapi saat di dunia kerjapun harus tetap bertemu dengan mereka walaupun aku menjabat sebagai estimator yang notabene seharusnya pekerjaannya menghitung volume yang pekerjaannya masih bisa dilogika.
Tapi tidak menutup kenyataan, hampir semua estimator di negeri ini pekerjaannya merangkap sebagai engineer juga. Di kantor sekarang ini sebenarnya lumayan mendapat ilmu ‘praktis’, mengenai menghitung pondasi tanpa mengetahui data tanah, tapi tentu saja keabsahannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Oh mungkin aku mengertahui apa yang membuat aku capek, karena melihat kalender bulan April ini yang sama dengan melihat kalender handphone. Kadang memang manusia membutuhkan yang namanya break, sebenarnya walau di kuliah tampaknya aku tidak pernah break, banyak aktifitas, tapi menurutku berorganisasi di panitia sudah termasuk break loh, selain bertemu dengan banyak orang, juga bisa memikirkan hal lain di luar pelajaran, menurutku itu sudah termasuk break dari memikirkan perkuliahan. Sedangkan kerja kan setiap kali memikirkan ilmu teknik sipil.

Sebenarnya aku dulu sempat berpikir untuk pindah tempat kerja karena salarynya kurang dibandingkan pasaran. Melihat teman – teman yang lain kadang muncul rasa menyesal karena aku memasang harga yang rendah saat ditanyai soal salary. Tapi sebenarnya pula, bulan kemarin aku sudah tidak begitu menghiraukan itu karena aku juga mendapat cukup ilmu lah di kantor sini. Tapi entah mengapa seminggu terakhir ini, dengan kecapekan ini aku mulai berpikir lagi bahwa input dan outputku tidak sesuai. Aku tahu bahwa aku tidak begitu memiliki kelebihan di kantor ini. Tapi memang benar tidak ada semangat karena salary yang kecil memang kadang berpengaruh. Sebenarnya aku sudah pernah merasakan saat aku menjadi mahasiswa paruh waktu di perpustakaan. Setiap hari selalu ada kerjaan, kalau tidak stempel buku baru ya menginput data di catalog online. Tentunya dibutuhkan ketelitian dalam hal ini, karena tiap buku berbeda – beda, antara yang beli baru, sumbangan maupun wajib serah. Salary nya pun kecil. Hanya sekitar Rp 3000-4000 per jam. Sebulan hanya dapat 250-300 ribu, tidak ada apa – apanya disbanding asisten laboratorium yang salarynya besar, seperti di acecom yang bisa mencapai Rp 60.000 per hari. Apakah aku mungkin sudah terlalu capek, karena seakan – akan perjuanganku tidak begitu dihargai ? Kadang aku benci dengan diriku sendiri yang suka bersungut – sungut ini. Tapi apakah salah untuk mencari yang lebih baik lagi?

Senin, 01 April 2013

Working Day



Banyak yang bilang bahwa ilmu yang kita peroleh di perkuliahan hanya dipakai 10% di dunia kerja. Aku 50% setuju, 50% tidak cukup setuju. 

Mengapa setuju? Pada hari pertama bekerja di kantor, sebenarnya bekerja sebagai estimator itu pertama kali di benakku hanya menghitung volume dari suatu proyek bangunan, ternyata aku diberi kerjaan menghitung struktur. Cukup shock sebenarnya karena aku sudah hampir 1 tahun tidak menyentuh SAP 2000, di sisi lain aku dulu juga tidak begitu menguasai SAP 2000, dengan masih kurang lancer, hanya mengecek profil baja apakah kuat atau tidak, aku membutuhkan waktu seharian waktu itu. Waktu yang sangat lama sekali. Minta tolong dan bertanya pada rekan kerja sesame estimator, aku terlihat bodoh sekali waktu itu. Sebenarnya cukup malu dengan predikat Sarjana Teknik walaupun belum dikukuhkan padaku. Dari sini aku belajar, tanpa melihat apa pun penjurusan keahlianmu, kamu juga harus siap dengan dasar dari ilmumu. Akan tetapi pada kenyataannya, sebenarnya suatu perhitungan yang diterapkan pada lapangan itu tidak serumit yang kita hitung saat Tugas Struktur Baja maupun Tugas Struktur Beton dimana benar-benar terlalu teoritis, banyak peraturan-peraturan lapangan yang diterapkan juga. Suatu perhitungan yang rumit dibuat lebih simple yang tentunya kita tidak dapatkan hal itu di bangku perkuliahan.
Mengapa tidak setuju? Ilmu kehidupan yang kita peroleh di bangku kuliah, saya yakin akan selalu dapat menjadi pembelajaran kita di masa depan, bagaimana kita memanage waktu, bersahabat saling bahu membahu pada kerasnya berkuliah di teknik sipil, kerja sama dalam suatu permasalahan baik itu dalam akademis maupun non akademis, saling tenggang rasa, suatu keluarga yang solid, dalam kehidupan kerja, kita tidak akan pernah menemuinya. 

Yang menjadi tantangan adalah, kita akan dihadapkan pada rutinitas kerja yang sama terus setiap hari (kecuali hari Minggu), sedangkan saat kuliah, kita dapat memilih kelas dan jadwal yang cocok dengan kita walau mungkin kadang akan terganjal dengan seleksi kelas. Terbukti, baru 2 bulan bekerja, sudah cukup bosan rasanya. Kalau nganggur bosan, kalau ada kerjaan repot dan bingung. Begitulah manusia. Di saat ini saatnya untuk belajar dengan kehidupan yang baru, orang yang baru dan tanggung jawab yang baru.
Bila disuruh memilih antara TK-SD-SMP-SMA-Kuliah-Kerja, tanpa melihat salary yang didapatkan saat kerja, saya paling menyukai kuliah, karena tidak ada gap dan perbedaan untuk membantu, semua orang berkedudukan sama, tidak ada rasa sungkan dan kita dapat mengeksplorasi kemampuan dan pendapat kita. Terlebih Jurusan Teknik Sipil terkenal dengan jurusan yang paling kompak dan paling kekeluargaan, hal itu sangat terlihat juga saat acara Civil Golden Jubilee, panitia yang terdiri dari mahasiswa dan dosen ini bisa saling terbuka satu sama lainnya. Jika kamu adalah mahasiswa yang kupu-kupu, KUliah-PUlang-KUliah-PUlang, tidak lah salah, tapi setidaknya kenallah jurusanmu terlebih dahulu, menyendiri di keluarga Teknik Sipil adalah kesalahan yang besar, walau memang ada beberapa orang yang egois, tapi banyak kok Civilers yang welcome ^^

Kekurangan Diriku




Ada yang bilang jika kita dapat menyebutkan 20 kelebihan dan 20 kekurangan kita maka kita sudah mengenal diri kita. Sekarang aku mau menyebutkan 20 kekuranganku:


  1. Terlalu acuh (banyak yang menyadari ini, bahkan ada yang bilang aku keterlaluan acuhnya)
  2.  Mudah emosi (kalau yang bilang ini adalah teman-teman dekatku, dan aku juga menyadari sih, yang paling mudah emosi diantara kami adalah aku)
  3.  Melakukan hal tidak penting dan mengabaikan hal penting (kalau hal ini, aku sendiri yang menyadari)
  4.  Mudah bosan (aku rasa kok hampir semua orang mudah bosan ya)
  5.  Tidak teliti (terbukti di kerjaan banyak mengulang karena suka kerja cepat tapi tidak teliti)
  6.   Terlalu penakut ( sebenarnya tidak tahu hal apa yang membuatku takut)
  7.  Mudah stress (salah satu sifat golongan darah A ^^)
  8.  Tidak tegas (sudah tahu ada yang berniat buruk, tapi terlalu mudah memaafkan)
  9.  Tidak rapi (jika dibandingkan dengan cewek pada umumnya)
  10.  Mudah bersungut-sungut (kayaknya tampak di status FB dan BBM)
  11.  Mudah panic dan kalut apalagi saat urgent
  12.  Pekerjaan terlalu dihandle sendiri
  13.  Mudah iri dengan orang lain
  14.  Mudah ditindas karena terlalu pengalah
  15.  Kurang bisa mengatur uang (ada yang bilang sedikit konsumerisme)
  16.  Terlalu mudah memaafkan orang lain
  17.  Suka kerasa-kerasa sendiri. Misalkan merasa bersalah padahal belum tentu orang lain menyalahkanku
  18.  Kurang peduli terhadap penampilan
  19.  Mudah kecewa pada orang lain
  20.   Tidak bisa mengambil keputusan, terutama keputusan penting (apa mungkin karena sejak kecil yang mengambil keputusan adalah orang tua dan ceceku, jadi aku takut untuk mengambil langkah)

Kalau ada yang mau menambahkan silahkan loh ^^

April Mop



Yei hari ini memasuki tanggal 1 April, banyak yang menyebutnya April Mop. Hari dimana bias mengerjai teman kita atau membohongi sesuatu, tapi teman kita tidak boleh marah. Sebenarnya aku tahu April Mop sejak kapan  ya?  Yang pasti aku teringat kelas 5 SD aku sudah mengenal April Mop. Saat itu, ada teman yang tidak mengerti April Mop kami kerjai.

Sebenarnya apa sih arti dan pentingnya April Mop? Oleh karena aku menulis ini di kantor, jadi tidak bisa search sejarahnya di Internet. Kalau pendapatku pribadi, everyday is April Mop. Banyak kebohongan yang kita temui setiap hari. Pasti pernahkan saat masih kecil, kita berbohong atas nilai kita agar tidak dimarahi, kita pernah berbohong ,mengenai diri kita yang sebenarnya capek dan tidak enak badan, kita pernah berbohong juga agar dapat uang saku lebih, berbohong agar bisa makan chiki diam-diam. Menurutku kebohongan tidaklah 100% salah, tergantung apa alas an kita berbohong. Sebenarnya bekerja di kantorku yang sekarang, oleh karena banyak kaum hawa dibanding kaum adam, beberapa kali terjadi gossip menggosip antar kelompok, hal ini sebenarnya lazim aku temui saat masih sekolah juga. Di tempat kerja yang baru ini walau salary-nya tergolong rendah, setidaknya belajar beberapa hal, selain aku belajar mengenai ilmu praktis teknik sipil dan cara penerapan logika di teknik sipil, aku juga belajar untuk menjadi cuek terhadap sesuatu yang membuat kita lebih buruk. Seperti kata papaku, cuek terhadap gossip-gosip kalau kita tidak langsung melihat kejadian tersebut. Dari sesama rekan kerja pun juga belajar untuk terus terang pada atasan, daripada berbicara di belakang. Jujur sebenarnya aku sangat benci dengan orang yang ‘wadul’an, mereka tampak tidak gentle sama sekali, walaupun seorang cewek pun juga tidak pantas lah wadulan. Sebenarnya dalam menghadapi dunia yang menyebalkan ini, kadang kita pun jangan terlalu mengalah, akhir-akhir ini yang aku pelajari adalah, mengalah dan rela berkorban tidak membuat orang menjadi bahagia.

April Mop is everyday.. Yeah, mengerjai teman agar hubungan persahabatan lebih erat menurutku not bad lah, asal kita pun mengenal siapa yang kita kerjai, kalau yang dikerjai mudah tersinggung ya lebih baik jangan terlalu dikerjai. Tapi kayaknya sekarang April Mop is not everyday anymore :D