Jumat, 10 Mei 2013

A Lot of Problem for a Better Me


Minggu ini benar – benar sangat luar biasa, setelah pekerjaan rampung, justru banyak timbul masalah. Dari masalah keuangan yang jor – jor an, masalah ban mobil gembos, dan beberapa masalah lainnya. Cukup membuat aku kalut dan panic. Setelah melihat ke belakang, dibalik masalah itu, walau memang terlihat banyak masalah dan mengalami kekalutan, tapi aku belajar untuk bersabar, mencoba tenang dan aku bias menemukan siapa yang sahabat siapa yang hanya teman biasa.
Entah mengapa kesialan terus melanda diriku minggu ini. Tapi banyak hal yang perlu disyukuri, Tuhan tidak serta merta memberikanku masalah saat banyak kerjaan di kantor, begitu pula saat kerjaan banyak di kantor, tidak ada masalah runyam yang timbul. Aku yang mudah stress pun menyadari bahwa saat bekerja dan saat kuliah berbeda, bila dulu kita mengalami masalah, pekerjaan tugas masih ada partner yang bisa mengatasinya, saling menopang. Saat bekerja, memang estimator di kantor ini ada 3 orang, salah satunya aku, tapi satu pekerjaan yang menangani juga satu orang itu saja. Tentunya akan membuat kekalutan luar biasa bila masalah pribadi dan pekerjaan kantor dating bersamaan. Apalagi bulan lalu 3 dari 4 PM di kantor memberiku tugas menghitung struktur semua, Ko Bonny memberikan tugas hitungan struktur Gudang dengan beban hidup 750kg/m2, Pak Melky memberikan tugas menghitung struktur atap pabrik dengan desain gambar mengikuti arsitek dimana atapnya melengkung dan rangka batangnya berbentuk segitiga 3 dimensi, dan Pak Jemmi memberikan tugas menghitung pondasi silo dengan ada pengaruh beban gempa. Saat di kuliah, aku tidak pernah mengalami problem perhitungan struktur seperti itu, di samping itu, aku tidak cukup mengerti dengan matakuliah Desain Struktur Baja. Bekerja di kantor ini, walau memang gajinya lebih kecil dibanding rekan yang lain, tapi cukup ilmu yang didapat, para bos ramah dan baik. Para PM mau mengajari serasa asistensi dengan dosen saja. Orang kantor yang cukup welcome.
Kerjaan dan masalah 2 bulan ini biarlah bisa menjadi awal dari pembelajaranku saat aku studi lanjut di Taiwan nanti. Karena tujuan utamaku studi lanjut di Taiwan, bukan karena gelarnya, bukan pula untuk ilmunya, tapi untuk menumbuhkan kedewasaanku dalam mengambil keputusan. Karena aku merasa, dalam memecahkan masalah orang lain, aku cukup mampu tapi untuk memecahkan masalahku sendiri aku tidak bisa. Belajar untuk tetap menjadi orang sabar tapi tidak mau dipermainkan oleh orang lain, belajar untuk tidak panik.
Kadang aku bersungut – sungut pada Tuhan, mengapa permasalahan selalu muncul. Aku yang sesungguhnya tidak sesempurna yang dilihat orang lain, tapi aku tersadar, seandainya Tuhan tidak meletakkanku sebagai Tabita Tania ini, aku tidaklah menjadi seorang yang kuat. Keinginanku sebenarnya hanyalah ingin keluargaku bisa bahagia. Segala kesalahan yang pernah aku buat, sangat membuatku menyesal bahkan membenci diriku sendiri, tapi aku percaya Tuhan pasti memiliki tujuan lain dari itu semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar