Minggu
ini benar – benar sangat luar biasa, setelah pekerjaan rampung, justru banyak
timbul masalah. Dari masalah keuangan yang jor – jor an, masalah ban mobil
gembos, dan beberapa masalah lainnya. Cukup membuat aku kalut dan panic.
Setelah melihat ke belakang, dibalik masalah itu, walau memang terlihat banyak
masalah dan mengalami kekalutan, tapi aku belajar untuk bersabar, mencoba
tenang dan aku bias menemukan siapa yang sahabat siapa yang hanya teman biasa.
Entah
mengapa kesialan terus melanda diriku minggu ini. Tapi banyak hal yang perlu
disyukuri, Tuhan tidak serta merta memberikanku masalah saat banyak kerjaan di
kantor, begitu pula saat kerjaan banyak di kantor, tidak ada masalah runyam
yang timbul. Aku yang mudah stress pun menyadari bahwa saat bekerja dan saat
kuliah berbeda, bila dulu kita mengalami masalah, pekerjaan tugas masih ada
partner yang bisa mengatasinya, saling menopang. Saat bekerja, memang estimator
di kantor ini ada 3 orang, salah satunya aku, tapi satu pekerjaan yang
menangani juga satu orang itu saja. Tentunya akan membuat kekalutan luar biasa
bila masalah pribadi dan pekerjaan kantor dating bersamaan. Apalagi bulan lalu
3 dari 4 PM di kantor memberiku tugas menghitung struktur semua, Ko Bonny memberikan
tugas hitungan struktur Gudang dengan beban hidup 750kg/m2, Pak Melky
memberikan tugas menghitung struktur atap pabrik dengan desain gambar mengikuti
arsitek dimana atapnya melengkung dan rangka batangnya berbentuk segitiga 3
dimensi, dan Pak Jemmi memberikan tugas menghitung pondasi silo dengan ada
pengaruh beban gempa. Saat di kuliah, aku tidak pernah mengalami problem
perhitungan struktur seperti itu, di samping itu, aku tidak cukup mengerti
dengan matakuliah Desain Struktur Baja. Bekerja di kantor ini, walau memang
gajinya lebih kecil dibanding rekan yang lain, tapi cukup ilmu yang didapat,
para bos ramah dan baik. Para PM mau mengajari serasa asistensi dengan dosen
saja. Orang kantor yang cukup welcome.
Kerjaan
dan masalah 2 bulan ini biarlah bisa menjadi awal dari pembelajaranku saat aku
studi lanjut di Taiwan nanti. Karena tujuan utamaku studi lanjut di Taiwan,
bukan karena gelarnya, bukan pula untuk ilmunya, tapi untuk menumbuhkan
kedewasaanku dalam mengambil keputusan. Karena aku merasa, dalam memecahkan
masalah orang lain, aku cukup mampu tapi untuk memecahkan masalahku sendiri aku
tidak bisa. Belajar untuk tetap menjadi orang sabar tapi tidak mau dipermainkan
oleh orang lain, belajar untuk tidak panik.
Kadang
aku bersungut – sungut pada Tuhan, mengapa permasalahan selalu muncul. Aku yang
sesungguhnya tidak sesempurna yang dilihat orang lain, tapi aku tersadar,
seandainya Tuhan tidak meletakkanku sebagai Tabita Tania ini, aku tidaklah
menjadi seorang yang kuat. Keinginanku sebenarnya hanyalah ingin keluargaku
bisa bahagia. Segala kesalahan yang pernah aku buat, sangat membuatku menyesal
bahkan membenci diriku sendiri, tapi aku percaya Tuhan pasti memiliki tujuan
lain dari itu semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar