Rabu, 29 Mei 2013

Hitung Express? Siapa Takut?

Minggu lalu aku ke Bali untuk berlibur bersama ceceku, memang kami sudah merencanakan pergi ini sejak sekitar 2 – 3 bulan yang lalu. Awalnya sempat takut untuk meminta ijin, karena kan aku baru bekerja 3 bulan di kantor ini. Apalagi dari semua yang ikut ke Bali tidak ada satupun yang sebelumnya pernah ke Bali kecuali aku. Jadi aku di sana sekaligus sebagai divisi acara, tour guide dan penunjuk jalan walaupun aku juga tidak hafal dengan peta bali.

Pada hari ketiga di Bali, saat sedang mencari oleh – oleh di Agung Bali, tiba – tiba dapat BBM dari teman ceceku yang juga kontraktor, tapi dia tidak punya background Teknik Sipil loh, namanya Ko Feri, dia menawariku kerjaan membuat RAB rumah tinggal type 36, awalnya aku tertarik karena memang aku lebih suka menghitung volume disbanding menghitung struktur, tapi yang menjadi kendala adalah analisa harga satuan, karena Ko Feri pun tidak mempunyai list harga, karena memang dia baru buka jasa kontraktor dan harus selesai hari Senin, padahal dia member tugasnya hari Sabtu dan saat itu aku masih di Bali serta baru balik hari Minggunya, jadi aku cuma bisa mengerjakan hari Minggu saja, aku pun nego ke Ko Feri, kalau volume mungkin bias hari Senin, tapi analisa harganya tidak janji, karena data harganya juga dia tidak punya. Akhirnya aku diberi deadlinenya hari Selasa pagi.

Sempat bingung bagaimana nanti aku bisa membuat analisa harganya? Aku tidak mungkin membocorkan data kantor, jadi aku menggunakan analisa harga berdasarkan SNI 2002, bila ada pekerjaan yang tidak ada di SNI, aku baru memanipulasi harga kantor dan membuat perkerjaan tersebut menjadi lumpsum.

Sempat tidak yakin juga bisa menghitung volume serta analisanya dalam waktu hanya 2 hari dan seorang diri. Waktu tugas Biaya Proyek saja dikerjakan oleh 3 orang dan dalam waktu 4 hari dengan bangunan yang lebih simple. Apalagi di kantor ada peraturan boleh mengerjakan pekerjaan freelance asal jangan menggunakan fasilitas kantor. Jadi Minggu malam aku begadang sampai pk 2.00, tapi menghitung volumenya masih kurang 20% an, mata sudah ngantuk dan badan lemas, kemampuan badan kayaknya menurun dibanding saat kuliah. Akhirnya aku putuskan untuk tidur dan melanjutkannya besok. Saat di kantor, karena memang tidak ada kerjaan, aku pun curi – curi mengerjakan sisa hitungan volume yang kurang dan menandai SNI, bagian mana saja yang aku butuhkan, sehingga nanti malam saat mengerjakan di rumah tidak menghabiskan banyak waktu lagi. Akhirnya di hari Senin malam setelah pulang les Toefl, aku melanjutkan lagi sampai pukul 1.00 dan begitu senangnya karena pekerjaan bisa kelar.


Sepertinya aku menemukan kuncinya, yang terpenting adalah menyukai pekerjaan tersebut, ingat deadline, tidak bergantung orang lain, dapat mengatur waktu dan siasat dengan baik serta dapat melihat dan mengambil kesempatan yang ada. Walau memang menghitung volume dan membuat RAB fee-nya tidak sebesar menghitung struktur, (membuat RAB = Rp 2000/m2, menghitung struktur = Rp 8000/m2), tapi aku merasa jauh lebih enjoy membuat RAB, belum tentu juga aku bisa menyelesaikan pekerjaan menghitung struktur dalam waktu hanya 2 malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar