Di suatu hari Sabtu
seharusnya hari itu menjadi hari nganggur untukku, tiba – tiba bosku menyuruh
para estimator untuk pergi ke salah satu gereja di Surabaya Selatan, bukan
untuk beribadah di Gereja tersebut, atau mengikuti suatu acara bakti social,
tapi untuk melihat struktur terop. Memang saat itu masih hingar bingar Paskah,
jadi tentunya banyak Gereja yang menyambut event tersebut dengan meriah, bahkan untuk mengatasi jumlah jemaat yang
membludak saat hari Paskah, maka gereja tersebut mendirikan terop dengan
bentang yang cukup lebar, aku tidak mengukurnya sih, tapi sekitar 15 – 20
meter, dan memang terop di sini berbeda dengan terop berwarna hijau yang
biasanya digunakan untuk hajatan pernikahan di kampung – kampung, konsep terop
ini seperti bangunan baja, ada ikatan angin dinding, ikatan angin atap,
gording, rafter, bahkan sambungannya juga cukup unik. Berikut adalah macam –
macam fotonya:
Baja yang digunakan bukan
seperti profil biasa, material ini konsepnya seperti tripot, jadi bisa ditarik
untuk memanjangkan, tapi juga bisa dipendekkan untuk menghemat tempat
penyimpanan. Saat kami bertanya pada pihak gereja, ternyata terop ini adalah
sumbangan dari salah satu jemaat. Akan tetapi pihak gereja yang kami tanyai
saat itu tidak mengerti secara jelas siapa yang menyumbang, akhirnya kami
diberikan contact panitia acara tersebut, tapi tidak ada kelanjutannya lagi
secara jelas sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar