Kembali ke pertama kali aku
masuk kerja, beberapa hari awal nganggur atau menghitung struktur kecil –
kecil, aku memerlukan banyak waktu untuk mengerti SAP lagi. Padahal baru SAP
lho, belum Etabs. Perhitungan volume pertamaku adalah menghitung volume blok C
Pergudangan, oleh karena jenis gudangnya ada yang 12 meter dan 15 meter, maka
aku dan Ce Dewi bagi tugas, aku menghitung gudang dengan bentang 12 meter
dimana ada 21 gudang di blok C dan 5 gudang di blok B, sedangkan Ce Dewi
menghitung yang bentang 15 meter di blok B.
Oleh karena baru pertama
kali menghitung volume proyek nyata dan belum berpengalaman, aku menghitung
dengan sangat halus, menggunakan bentang bersih, seperti pada mata kuliah
Estimasi Biaya dan Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek. Hal tersebut yang
membuat aku cukup mumet dan pusing dalam menghitung, aku juga belum terbiasa
dengan menulis di quantity sheet ala kantorku, karena tidak ada kolom unit,
hanya ada kolom volume, berbeda dengan quantity sheet saat kuliah dulu. Hal
tersebut sempat membuat perhitungan cukup membingungkan, tapi aku berhasil
menghitungnya walau ada pekerjaan – pekerjaan tertentu seperti pekerjaan finishing yang belum pernah diajarkan di
kuliah dulunya sehingga tidak bisa membayangkan pula pekerjaan apa saja yang
kurang dan yang butuh dilaksanakan di proyek nanti.
Begitu shocknya aku saat
tiba – tiba sang PM mengatakan bahwa proyek blok C dan blok B ini merupakan
tender terpisah, itu artinya, perhitungannya juga terpisah. Aku pun sempat
kelabakan karena aku menghandle 5 unit gudang di blok B juga dimana bentangnya
12 meter. Alhasil aku harus mereview ulang perhitunganku yang awal – awal, oleh
karena aku masih belum mempunyai pola khusus dalam menulis di quantity sheet milik perusahaanku, aku pun kebingunan sendiri dengan tulisan
hasil hitunganku. Bahkan beberapa aku hitung ulang sambil berharap jangan blok
C yang menang tender. Aku pun menyerahkan hasil hitunganku dengan tidak percaya
diri. Saat pengumuman hasil tender keluar, lebih shock lagi ternyata blok B
tidak menang tender, justru blok C yang menang tender. Semakin takut dan tidak
yakin dengan hitungan sendiri, sejak saat itu aku pun belajar untuk bisa
mengerti bagaimana format penulisan di quantity
sheet yang baik dan tidak melakukan
perhitungan volume terlalu halus.
Karena merasa bersalah, aku
pun meminta maaf pada Pak PM, yaitu Pak Jemmi, dan memang benar ada yang miss di hitungan atap dan aku tidak
menghitung kolom praktis. Sungguh sangat merasa bersalah, walaupun dimaklumi
oleh PM, tetap saja hati tidak enak.
Kemarin diadakan rapat antar
PM dan estimator. Selama ini di kantorku tidak ada pembagian yang jelas
struktur organisasi antara PM dan estimator, jadi semua PM bisa meminta tolong
estimator mana pun. Sejak rapat kemarin dijelaskan pembagian tugasnya, 1 PM
bekerja sama dengan 1 estimator dan aku dipartnerkan dengan Pak Jemmi, itu
artinya aku juga memantau perkembangan proyek pergudangan yang aku hitung
volumenya tersebut. Semakin takut saja kalau proyek tersebut bakal mengalami
kerugian.
Sebenarnya dalam bekerja di
kontraktor ataupun konsultan di lingkup Teknik Sipil ini, kemampuan otak
bukanlah syarat mutlak tapi juga dibutuhkan keberanian dengan apa yang kita
hitungkan. Keberanian tersebut yang membuat kita lebih percaya diri untuk
menghadapi problem lain yang lebih berat di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar