Sudah lama sekali rasanya
tidak menulis blog, karena aku baru saja menerima tawaran kerjaan freelance
menghitung volume serta membuat RAB dari 2 client berturut-turut.
Yang pertama
adalah temannya ceceku yang membuka usaha kontraktor tapi dia tidak ada
background teknik sipil, jadi untuk mengajukan penawaran, dia meminta bantuanku
untuk membuatkan RAB rumah type 36 serta hanya diberi waktu 2 hari samai
pekerjaan RAB nya rampung. Cukup gila sebenarnya, karena aku yang saat itu baru
saja pulang dari Bali badan sudah cukup capek untuk melakukan perkerjaan, 2
malam pun aku lembur sampai pk 02.00 subuh, dan akhirnya selesai juga walau
dari pihak client tidak member spek dan harga material serta upahnya. Alhasil
pekerjaan selesai tapi dengan harga yang tinggi karena aku tidak tahu jadi
speknya aku beri spek yang biasa digunakan di kantor yang notabene bukan
material murahan. Rumah type 36 pun harganya menjadi Rp 2.500.000 per m2.
Pekerjaan yang awalnya aku kira selesai, malah lebih lama di revisi harganya.
Hamper semua spek material saat itu aku ganti dengan barang murahan yang
harganya aku dapatkan dari internet. Memang susah bila kita menghitung tanpa
mengetahui speknya. Dari pekerjaan pertama ini aku jadi mengerti bahwa saat
kita menentukan spek, juga harus memperhatikan proyek apa yang kita hitung.
Proyek kedua datang sekitar
1-2 hari dari seorang temanku, Liske, karena dia tidak biasa membuatkan RAB,
jadi aku dikenalkan dengan client keduaku yaitu Bu Yulia, proyeknya juga sama
yaitu perumahan. Tapi yang dihitung adalah 2 rumah di wilayah Bali, awalnya Bu
Yulia bertanya berapa lama waktu yang digunakan untuk menghitungnya? Aku pun
menjawab saya lihat gambarnya dulu bu, baru saya putuskan berapa hari, tapi Bu
Yulia tidak mau menunjukkan gambarnya, dia hanya menyebutkan luasnya, 198m2 dan
147m2 maka aku bertanya juga apakah speknya sudah jelas, katanya spek sudah
jelas. Jadi aku mematok waktu 1 minggu untuk menghitung sampai RABnya. Baru
saat itu gambar dikirim, begitu shocknya saat aku melihat gambarnya ada 60an
halaman lebih. Dan detailnya sangat rumit seperti bangunan vila. Untuk
mengeprint gambarnya saja butuh waktu semalaman. Memang butuh untuk mengeprint
gambar agar lebih enak dan cepat dalam menghitung serta memberikan tanda pada
berbagai jenis tipe balok, kolom, pondasi, dll. Untuk mempelajari gambarnya
saja aku membutuhkan waktu 3 hari.
Untungnya saat itu ada 1 tanggal merah sehingga aku bias tidur lebih
subuh dari hari biasa. Aku dituntut untuk menghitung extra express dalam proyek
ini. Tiap balok, kolom, tie beam, pondasi aku identifikasi dulu rumus-rumus
volume beton, berat tulangan, jumlah sengkang dan bekistingnya. Sehingga nanti
tinggal dikali dengan panjangnya saja sudah keluar semua hasilnya. Karena
memang pada kasus ini jenis balok, kolom, tie beam dan pondasinya unda undi
dengan jenis proyek hotel yang aku gunakan untuk proyek TA ku. Dan bayangkan
ada 2 perumahan yang harus aku hitung. Terbukti memang caraku tersebut cukup
express, hanya dalam waktu 1 hari aku bisa mengeluarkan nilai volume dari
beton, bekisting dan tulangan dari 2 proyek tersebut. Walau memang
ujung-ujungnya banyak revisi, tapi pekerjaan tersebut bisa kelar aku tidak
pernah menyangkanya, saat ngeprint 60 halaman tersebut aku memikirkan waktu seminggu
sudah langsung lemas sendiri. Tapi dari situ justru aku semakin belajar
menemukan cara baru untuk menghitung cepat.
Memang dalam 2 proyek
tersebut pekerjaanku sedikit mengecewakan client, kekecewaan itulah yang
disebut pengalaman. Pengalaman untuk bisa mengerti harga, untuk bisa menghitung
cepat, untuk bisa membagi waktu, untuk bisa tidak terlalu menjanjikan hal yang
muluk-muluk bagi orang lain dan pengalaman untuk dapat menghargai kemampuan
kita.