Sabtu, 15 Juni 2013

Antara Kewajiban dengan Pengaturan Waktu

Sudah lama sekali rasanya tidak menulis blog, karena aku baru saja menerima tawaran kerjaan freelance menghitung volume serta membuat RAB dari 2 client berturut-turut. 

Yang pertama adalah temannya ceceku yang membuka usaha kontraktor tapi dia tidak ada background teknik sipil, jadi untuk mengajukan penawaran, dia meminta bantuanku untuk membuatkan RAB rumah type 36 serta hanya diberi waktu 2 hari samai pekerjaan RAB nya rampung. Cukup gila sebenarnya, karena aku yang saat itu baru saja pulang dari Bali badan sudah cukup capek untuk melakukan perkerjaan, 2 malam pun aku lembur sampai pk 02.00 subuh, dan akhirnya selesai juga walau dari pihak client tidak member spek dan harga material serta upahnya. Alhasil pekerjaan selesai tapi dengan harga yang tinggi karena aku tidak tahu jadi speknya aku beri spek yang biasa digunakan di kantor yang notabene bukan material murahan. Rumah type 36 pun harganya menjadi Rp 2.500.000 per m2. Pekerjaan yang awalnya aku kira selesai, malah lebih lama di revisi harganya. Hamper semua spek material saat itu aku ganti dengan barang murahan yang harganya aku dapatkan dari internet. Memang susah bila kita menghitung tanpa mengetahui speknya. Dari pekerjaan pertama ini aku jadi mengerti bahwa saat kita menentukan spek, juga harus memperhatikan proyek apa yang kita hitung.

Proyek kedua datang sekitar 1-2 hari dari seorang temanku, Liske, karena dia tidak biasa membuatkan RAB, jadi aku dikenalkan dengan client keduaku yaitu Bu Yulia, proyeknya juga sama yaitu perumahan. Tapi yang dihitung adalah 2 rumah di wilayah Bali, awalnya Bu Yulia bertanya berapa lama waktu yang digunakan untuk menghitungnya? Aku pun menjawab saya lihat gambarnya dulu bu, baru saya putuskan berapa hari, tapi Bu Yulia tidak mau menunjukkan gambarnya, dia hanya menyebutkan luasnya, 198m2 dan 147m2 maka aku bertanya juga apakah speknya sudah jelas, katanya spek sudah jelas. Jadi aku mematok waktu 1 minggu untuk menghitung sampai RABnya. Baru saat itu gambar dikirim, begitu shocknya saat aku melihat gambarnya ada 60an halaman lebih. Dan detailnya sangat rumit seperti bangunan vila. Untuk mengeprint gambarnya saja butuh waktu semalaman. Memang butuh untuk mengeprint gambar agar lebih enak dan cepat dalam menghitung serta memberikan tanda pada berbagai jenis tipe balok, kolom, pondasi, dll. Untuk mempelajari gambarnya saja aku membutuhkan waktu 3 hari.  Untungnya saat itu ada 1 tanggal merah sehingga aku bias tidur lebih subuh dari hari biasa. Aku dituntut untuk menghitung extra express dalam proyek ini. Tiap balok, kolom, tie beam, pondasi aku identifikasi dulu rumus-rumus volume beton, berat tulangan, jumlah sengkang dan bekistingnya. Sehingga nanti tinggal dikali dengan panjangnya saja sudah keluar semua hasilnya. Karena memang pada kasus ini jenis balok, kolom, tie beam dan pondasinya unda undi dengan jenis proyek hotel yang aku gunakan untuk proyek TA ku. Dan bayangkan ada 2 perumahan yang harus aku hitung. Terbukti memang caraku tersebut cukup express, hanya dalam waktu 1 hari aku bisa mengeluarkan nilai volume dari beton, bekisting dan tulangan dari 2 proyek tersebut. Walau memang ujung-ujungnya banyak revisi, tapi pekerjaan tersebut bisa kelar aku tidak pernah menyangkanya, saat ngeprint 60 halaman tersebut aku memikirkan waktu seminggu sudah langsung lemas sendiri. Tapi dari situ justru aku semakin belajar menemukan cara baru untuk menghitung cepat.


Memang dalam 2 proyek tersebut pekerjaanku sedikit mengecewakan client, kekecewaan itulah yang disebut pengalaman. Pengalaman untuk bisa mengerti harga, untuk bisa menghitung cepat, untuk bisa membagi waktu, untuk bisa tidak terlalu menjanjikan hal yang muluk-muluk bagi orang lain dan pengalaman untuk dapat menghargai kemampuan kita.