Kamis, 30 Mei 2013

Ditakdirkan untuk Bersekolah di Petra Manyar


Sekolah Petra Manyar merupakan sekolah favorit di Surabaya, aku dan ceceku berasal dari SD Dapena bisa dibilang kami berdua seakan-akan ditakdirkan oleh Tuhan untuk bersekolah di Petra Manyar. Mengapa? Saat selesai kelulusan ceceku bisa dibilang ceceku terlambat untu mendaftar di SMP selain Dapena, karena memang orang tua kami berencana untuk tidak melanjutkan di Dapena, banyak sekali SMP yang cukup favorit dan terkenal yang sudah menutup pendaftarannya, ajaibnya hanya SMP Petra 3 yang masih membuka pendaftaran dan saat itu ternyata sudah hari terakhir pendaftaran, saat jaman ceceku, penerimaan siswa dari luar Petra hanya dilihat dari nilai Danem dan nilai ceceku saat itu benar-benar mepet dengan nilai minimum yang diterima oleh Petra Manyar, saat melihat peringkatnya, ceceku masuk peringkat nomer 2 dari bawah.

Aku saat SD dulu bisa dibilang cukup baik nilainya, walau aku tampak alim di sekolah, tapi aku suka bermain game saat di rumah, belajar matematika hanya 5 menit saja, nilainya sudah diatas 90, bukannya sombong tapi memang di sekolahku siswa siswinya tidak secemerlang di Petra Manyar. Aku saat SD sangat amat menyukai pelajaran IPS, bahkan secara tidak sengaja sudah hafal catatan tanpa harus dipaksa untuk mempelajari dan manghafalnya. Aku saat kelas 6 mendapat peringkat 1 saat itu, jadi aku diberi tawaran keringanan untuk sekolah di SMP Dapena, memang murah sekali biayanya, tapi tetap aku mendaftar di Petra Manyar. Saat SD sebenarnya aku merasa diriku pintar jadi saat H-1 sebelum tes aku malah bermain game, aku dimarahi habis-habisan oleh papa saat itu akhirnya aku ‘terpaksa’ belajar malam harinya. Saat tes ada 3 mata pelajaran yang diujikan yaitu matematika, IPA, dan IPS. IPA dan IPS soalnya digabung jadi 1x tes. Saat matematika aku tidak mengalami kesulitan yang berarti, saat tes kedua, soal IPA yang diujikan terlebih dahulu dan aku benar-benar shock dengan soalnya karena aku sama sekali tidak bisa menjawab, semua jawaban dari 50 soal aku awur, saat melihat soal IPS karena aku menyukai pelajaran IPS aku sangat amat lancar mengerjakannya, aku cukup yakin dengan jawaban soal IPS ku. Saat istirahat aku bertemu dengan juara umum SD Dapena yang juga sainganku sejak kelas 2 SD (tapi aku tidak pernah menang sih), aku cukup malu dengannya. Sejak saat itu benar-benar seperti mendapatkan tamparan keras, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga benar-benar terjadi dalam diriku. Aku sudah siap untuk sekolah di SMP Dapena saat itu.

Saat pengumuman, ada 16 orang dari 100an peserta luar petra yang diterima, dan aku ada di peringkat 3 dari bawah, sungguh luar biasa, aku benar-benar tidak menyangka. Bersekolah di Petra Manyar memang membukakan mata kita bahwa di atas langit masih ada langit, janganlah sombong. Saat SMP aku sudah tidak merasa pintar lagi, aku merasa sebagai siswa biasa-biasa saja bergitu pula berkelanjutan sampai kuliah tapi justru dengan begitu aku lebih memiliki banyak teman dibanding saat SD. Saat aku mulai menyadari bahwa aku hanya siswa biasa-biasa saja aku melihat orang-orang yang pintar dan sombong seperti aku dulunya merasa apa yang kamu banggakan? Piala dan Raport dengan predikat istimewa sudah tidak menarik lagi dan tidak membuat orang lain melihatmu wah. Tapi bila memang kita diberkati dengan nilai yang wah, hendaklah kita bersyukur dan tidak disombongkan, aku merasa lebih dapat surprise saat melihat nilai semester 6 ku dibanding saat aku dulunya dipanggil maju ke depan untuk mendapatkan piala sebagai juara umum ke 2 SD Dapena.


Kegagalan yang membuat kita bangkit, tapi dari kegagalan pula kita tidak menjadi besar kepala.

Kerja Praktek

Memasuki semester akhir, wajib bagi para mahasiswa Teknik Sipil UK Petra untuk melakukan kerja praktek. Awalnya aku berencana untuk magang, tapi karena data dari kantor magang tidak bisa keluar semua, daripada bercapek-capek jadi lebih memutuskan untuk kerja praktek saja. Saat pertengahan semester 6, sebenarnya aku ditawari oleh temanku, mantan divisi Acara P3KMABA yang saat itu menjadi ketua P3KMABA 2012 untuk menjadi Koordinator divisi Acara, sebenarnya aku hanyalah kandidat kelima sebagai koor karena kandidat sebelum-sebelumnya ada yang menolak dan ada yang berhalangan, oleh karena aku dan salah satu kandidat sebelumnya, Celia merasa kasihan dengan ketua P3KMABA, akhirnya kami memutuskan, apapun keputusanku nanti, aku terima coordinator atau tidak, kami tetap sama-sama di divisi Acara P3KMABA. Dan akhirnya aku menolak tawaran tersebut karena aku menyadari beban sebagai coordinator itu berat sekali dan lagi aku harus mempersiapkan KP dan TA serta merampungkan Tugas Beton pula saat itu.

Saat itu sebelumnya belum menemukan proyek untuk KP sampai akhirnya bertemu dengan David di RBM dan ternyata tempat KP nya yang dia peroleh relative dekat dan masih bisa untuk 1 kelompok lagi. Ternyata Project Manager disana juga alumni Sipil Petra angkatan 2004, jadi komunikasinya cukup mudah dan tidak terlalu banyak peraturan di kontraktor tersebut.

Saat kami memulai KP, hotel tersebut sudah mencapai lantai 6, tapi tangganya baru selesai sampai lantai 5 saja, untuk mencapai lantai 6 harus menggunakan tangga monyet, hari pertama sama sekali tidak berani naik tangga monyet, hanya David yang berani, jadi hari pertama KP hanya digunakan untuk melihat-lihat konstruksi yang sudah jadi. Karena menyadari bahwa aku juga harus berani naik sampai lokasi yang masih tahap pembangunan untuk meninjau sebagai proyek Skripsiku juga, aku pun mulai memberanikan diri menaiki tangga monyet pada hari kedua, tapi aku lupa bahwa untuk mencapai lebih tinggi lagi, tidak ada tangga monyet, jadi menggunakan scaffolding untuk dapat meraih lantai yang lebih tinggi. Akan tetapi baru mulai berani naik scaffolding saat hari ketiga.


Proyek Tampak Depan

Passenger Hoist alias Lift Proyek

Ini Dia Tangga Monyet 

Pengecoran di Malam Hari

PIC Penjaga Pompa

Proyek tempat KP ku awalnya tidak memperhatikan keselamatan kerja, tidak ada jarring net untuk keselamatan dan pekerjanya tidak menggunakan helm proyek serta boot. Sebenarnya cukup was-was juga dengan keselamatan saat kerja praktek di proyek ini. Apalagi saat baru selesai mengecor plat lantai, saat itu untuk naik ke lantai berikutnya boro-boro tangga monyet, bahkan scaffolding hanya ada di void-void di lift saja, cukup menegangkan loh naik scaffolding di void lift yang notabene sebenarnya void tersebut lobang sampai lantai bawah tanah dan hanya diberi semacam plat dari triplek untuk berdirinya scaffolding agar orang-orang dapat naik ke lantai selanjutnya.

Pernah juga karena ingin melihat proses pengecoran plat lantai, aku, Anthony dan David berencana untuk pergi ke proyek pkl 20.30, apalagi saat itu aku sebelumnya mengikuti closing panitia P3KMABA, jadi saat closing aku menenteng helm proyek dan meninggalkan acara sebelum acaranya kelar, tapi sebelumnya aku sudah mandi dulu di kos Ratna, aku memang berencana bermalam di kos Ratna saat itu agar tidak merepotkan orang rumah dan lagi keesokan harinya aku ada kelas MKDU.


Begitu apesnya ternyata truk molen tidak kunjung dating sampai pukul 00.30, cukup ngaplo di sana dan kondisinya cukup dingin dan mencekam, apalagi aku melewatkan makan prasmanan gratisan saat closing P3KMABA, andaikan tahu kalau truk molen baru datang jam segitu, aku lebih baik mengikuti acara sampai selesai dan bisa makan malam. Saat truk molen dating, tentunya kami tidak melewatkan melihat prosesi pengecoran dengan menggunakan pompa kodok. Ternyata ada juga loh PIC penjaga pipa pompa kodok, aku kira awalnya PIC sejenis hanya ada di divisi Perlengkapan sebagai PIC lampu AVT. Walaupun aktivitas ini cukup menguras kemampuan mata untuk tetap terjaga, tapi kami menikmatinya dan baru pulang pk 03.30, sampai di kost teringat bahwa besok ada kelas pk 07.30, aku langsung lepas soflen dan cuci muka lalu tidur. Saat bangun baru teringat bahwa aku tidak bawa baju ganti, jadinya tetap menggunakan baju panitia P3KMABA dan ternyata ada 1 orang yang menyadari bahwa aku belum ganti baju sejak kemarin.

Rabu, 29 Mei 2013

Admin Bertopeng Saatnya Membuka Topeng

Teringat masa-masa awal pendaftaran fungsionaris, aku ngebet dan kepingin banget masuk department Bakat Minat, apalagi kakak-kakak kelas angkatan 2007 juga mengatakan mukaku Bakmi banget. Entah apa juga yang membuatku ingin masuk department tersebut, tapi yang pasti aku paling tertarik di department tersebut. Saat mengisi form pendaftaran, di kolom department yang diminati ada 2 kolom kosong, aku kira awalnya harus mengisi keduanya, maka dari itu jelas pilihan pertama aku memilih Department Bakat Minat, pilihan kedua benar-benar tidak mengerti mau ambil department apa. karena menurutku tidak ada yang cocok. Entah bagaimana juga aku menuliskan Department Informasi dan Komunikasi. Padahal dalam pandanganku, department ini adalah department pubdekdok banget dan aku tidak memiliki bakat dalam hal dekor-mendekor seperti itu. Saat wawancara department Inkom pun aku tidak wawancara face to face dengan sang kadep, hanya melalui SMS, karena memang saat itu aku sedang sibuk P3KMABA 2010 dimana saat itu merupakan debutku menjadi divisi Acara dan memang acara tersebut sangatlah merepotkan.

Saat pengumuman pun begitu kecewanya aku saat aku "dibuang" di department dimana aku tidak ada passion dan bayangan sama sekali yaitu Department Informasi dan Komunikasi. Banyak program di Department ini tapi aku akan berfokus pada Facebook Himasitra Petra. Pada awalnya, admin dari fb Hima adalah semua anggota dan kadep Inkom dimana sudah dibagi pembagian piket sedemikian rupa sehingga facebook tetap bisa eksis, aku kebetulan dapat piket hari Jumat. 2 minggu awal fb Hima cukup update setiap hari, tapi hal tersebut hanya seumur jagung, oleh karena kesibukan dari masing-masing anggotanya, facebook hima terbengkalai dan seakan-akan hanya update hari Jumat saja. Karena aku merasa fb Hima kurang update padahal banyak yang harus diumumkan, maka akhirnya aku mengambil alih menjadi admin sampai masa jabatanku habis. Dan perlu diketahui, saat itu hampir semua anggota dan kadepnya menggunakan blackberry yag notabene bisa membuka facebook dari HP tanpa harus membuka laptop, sedangkan aku yang hanya berhandphone kan Nokia 3500 Classic hanya mengandalkan laptop untuk bisa mengupdate facebook.

Sebenarnya banyak hal menarik saat menjadi admin bertopeng (julukan dari para Civilers untukku). Tiap kali update status dan banyak yang mengelike rasanya sangat senang sekali, aku merasa Civilers juga merasakan kehadiran Hima dan Hima bukan saja hanya sebuah organisasi eksklusif. Berikut contoh-contoh dari status yang masih bisa kutelusuri :


Tentu saja sangat shock saat dapat wall seperti ini di FB Hima, terlebih aku juga BPH dari majalah Creative, akhirnya permasalahan ini diselesaikan melalui jalur memppertemukan kedua belah pihak yang ditengahi oleh Ketua majalah Creative yang juga anggota Department Inkom


Senang rasanya bisa melihat like yang begitu banyak. Terlebih status mengenai Civil Camp ini, berkeplekan divisi Keamanan tidaklah membuat hubungan sesama Civilers menjadi buruk bukan?


Kalau status ini agak-agak jayus sih, karena lagi hangat-hangatnya UTS dan tidak sengaja melihat status dari keduanya maka aku pasang status ini dengan berlabelkan display name Himasitra Petra.

Adakah anda pernah membaca status seperti di bawah ini dengan label Himasitra Petra yang membuat statusnya?


Benar, ini sebenarnya adalah status dari BPMF 2 yang dicopas ke status Himasitra Petra oleh admin bertopeng, admin bertopeng tidak menambahkan atau mengurangi suatu apapun dari status ini, tapi yang mendapat sambutan luar biasa dari Rektorat dan applause dari seluruh Himpunan Mahasiswa Petra adalah Himasitra Petra. 
Suatu siang saat lagi cangkruk di P4, tiba-tiba aku Ketua Himaku, Ko Lim mengulurkan tangannya dan memberiku selamat, aku terang saja bingung saat itu, ternyata Ko Lim bilang bahwa Himasitra Petra diberi feed back yang positif oleh rektorat dan Hima yang lain saat Kongres oleh karena status copas ini, aku pun jujur pada Ko Lim bahwa aku hanya mengopas dari FB BPMF 2 tapi aku senang juga bila kami sesama keluarga UK Petra tidak saling menjatuhkan.

Selain itu aku juga berkenalan dengan angkatan 2003 yang bernama Ko Peter yang sekarang tinggal di Belanda gara-gara kedokku sebagai admin bertopeng ini. Ternyata Ko Peter dulu juga merupakan fungsionaris Himasitra Department Informasi dan Komunikasi. Friend Himasitra Petra pun bisa menjangkau untuk alumni juga sejak saat itu.

Walau bukan anggota divisi Sekretariat dan Pubdekdok, aku juga memanfaatkan topengku ini untuk membantu temanku Aei Li, koordinator divisi Sekretariat LKTB untuk mendapatkan peserta LKTB, karena memang saat itu ada 2 lomba beton bergengsi lain yang sedang jalan bersamaan dengan LKTB dengan hadiah yang lebih besar dari LKTB, kontan saja bila hanya mengandalkan cara divisi Sekretariat agak susah untuk dapat menjaring peserta yang bertargetkan 50 kelompok ini. Aku pun segera meng-add dan mengirimkan privat message mengenai LKTB ini ke Hima-hima sipil yang ada di Indonesia, sampai-sampai sempat fb hima diblock karena terlalu banyak meng-add Hima-hima lain, banyak yang tidak menanggapi tapi tidak sedikit pula yang memberikan tanggapan dan mendaftar, seperti dari Binus, untuk pertama kalinya *kayaknya*, Binus mengirimkan timnya untuk ikut LKTB.

Selama menjadi anggota Department Inkom banyak yang aku syukuri, ternyata sepertinya aku memang cocok di Inkom dibanding di Bakmi. Selain itu, saat sebelum menjadi fungsionaris, hubunganku ada yang tidak baik dengan salah satu anggota Inkom saat aku menjabat sebagai anggota pula. Tapi justru sejak kami bekerja sama, hubungan kami menjadi lebih baik bahkan dia mempercayaiku untuk menjadi BPH di programnya. Masa akhir jabatanku di Hima sebenarnya sangat sedih karena aku tidak memanfaatkannya secara penuh, karena perlu diketahui semester awal di Hima aku tidak ada semangat dan berencana untuk keluar tapi digagalkan oleh Kahimku. Di akhir masa jabatan kami, kami bertanya alasan apa saja yang membuat kami menjadi Inkomerz dan aku menyadari bahwa salah satu temanku sebenarnya juga ingin masuk Hima Inkom tapi tertolak, yang diterima malah idenya akan blog hima tapi justru dijalankan oleh orang lain. Yang menjadi pelajaran adalah, dimana dan sebagaimanapun kamu ditempatkan, entah kamu suka atau tidak, benar-benar jalani itu dengan sepenuh hati, saat kamu sudah menjalani hal itu, kamu akan bersyukur bahwa tidak semua orang dipercayai seperti kamu.


Me with Inkomerz

Hitung Express? Siapa Takut?

Minggu lalu aku ke Bali untuk berlibur bersama ceceku, memang kami sudah merencanakan pergi ini sejak sekitar 2 – 3 bulan yang lalu. Awalnya sempat takut untuk meminta ijin, karena kan aku baru bekerja 3 bulan di kantor ini. Apalagi dari semua yang ikut ke Bali tidak ada satupun yang sebelumnya pernah ke Bali kecuali aku. Jadi aku di sana sekaligus sebagai divisi acara, tour guide dan penunjuk jalan walaupun aku juga tidak hafal dengan peta bali.

Pada hari ketiga di Bali, saat sedang mencari oleh – oleh di Agung Bali, tiba – tiba dapat BBM dari teman ceceku yang juga kontraktor, tapi dia tidak punya background Teknik Sipil loh, namanya Ko Feri, dia menawariku kerjaan membuat RAB rumah tinggal type 36, awalnya aku tertarik karena memang aku lebih suka menghitung volume disbanding menghitung struktur, tapi yang menjadi kendala adalah analisa harga satuan, karena Ko Feri pun tidak mempunyai list harga, karena memang dia baru buka jasa kontraktor dan harus selesai hari Senin, padahal dia member tugasnya hari Sabtu dan saat itu aku masih di Bali serta baru balik hari Minggunya, jadi aku cuma bisa mengerjakan hari Minggu saja, aku pun nego ke Ko Feri, kalau volume mungkin bias hari Senin, tapi analisa harganya tidak janji, karena data harganya juga dia tidak punya. Akhirnya aku diberi deadlinenya hari Selasa pagi.

Sempat bingung bagaimana nanti aku bisa membuat analisa harganya? Aku tidak mungkin membocorkan data kantor, jadi aku menggunakan analisa harga berdasarkan SNI 2002, bila ada pekerjaan yang tidak ada di SNI, aku baru memanipulasi harga kantor dan membuat perkerjaan tersebut menjadi lumpsum.

Sempat tidak yakin juga bisa menghitung volume serta analisanya dalam waktu hanya 2 hari dan seorang diri. Waktu tugas Biaya Proyek saja dikerjakan oleh 3 orang dan dalam waktu 4 hari dengan bangunan yang lebih simple. Apalagi di kantor ada peraturan boleh mengerjakan pekerjaan freelance asal jangan menggunakan fasilitas kantor. Jadi Minggu malam aku begadang sampai pk 2.00, tapi menghitung volumenya masih kurang 20% an, mata sudah ngantuk dan badan lemas, kemampuan badan kayaknya menurun dibanding saat kuliah. Akhirnya aku putuskan untuk tidur dan melanjutkannya besok. Saat di kantor, karena memang tidak ada kerjaan, aku pun curi – curi mengerjakan sisa hitungan volume yang kurang dan menandai SNI, bagian mana saja yang aku butuhkan, sehingga nanti malam saat mengerjakan di rumah tidak menghabiskan banyak waktu lagi. Akhirnya di hari Senin malam setelah pulang les Toefl, aku melanjutkan lagi sampai pukul 1.00 dan begitu senangnya karena pekerjaan bisa kelar.


Sepertinya aku menemukan kuncinya, yang terpenting adalah menyukai pekerjaan tersebut, ingat deadline, tidak bergantung orang lain, dapat mengatur waktu dan siasat dengan baik serta dapat melihat dan mengambil kesempatan yang ada. Walau memang menghitung volume dan membuat RAB fee-nya tidak sebesar menghitung struktur, (membuat RAB = Rp 2000/m2, menghitung struktur = Rp 8000/m2), tapi aku merasa jauh lebih enjoy membuat RAB, belum tentu juga aku bisa menyelesaikan pekerjaan menghitung struktur dalam waktu hanya 2 malam.

Struktur Baja Terop dengan Bentang Lebar?

Di suatu hari Sabtu seharusnya hari itu menjadi hari nganggur untukku, tiba – tiba bosku menyuruh para estimator untuk pergi ke salah satu gereja di Surabaya Selatan, bukan untuk beribadah di Gereja tersebut, atau mengikuti suatu acara bakti social, tapi untuk melihat struktur terop. Memang saat itu masih hingar bingar Paskah, jadi tentunya banyak Gereja yang menyambut event tersebut dengan meriah,  bahkan untuk mengatasi jumlah jemaat yang membludak saat hari Paskah, maka gereja tersebut mendirikan terop dengan bentang yang cukup lebar, aku tidak mengukurnya sih, tapi sekitar 15 – 20 meter, dan memang terop di sini berbeda dengan terop berwarna hijau yang biasanya digunakan untuk hajatan pernikahan di kampung – kampung, konsep terop ini seperti bangunan baja, ada ikatan angin dinding, ikatan angin atap, gording, rafter, bahkan sambungannya juga cukup unik. Berikut adalah macam – macam fotonya:















Baja yang digunakan bukan seperti profil biasa, material ini konsepnya seperti tripot, jadi bisa ditarik untuk memanjangkan, tapi juga bisa dipendekkan untuk menghemat tempat penyimpanan. Saat kami bertanya pada pihak gereja, ternyata terop ini adalah sumbangan dari salah satu jemaat. Akan tetapi pihak gereja yang kami tanyai saat itu tidak mengerti secara jelas siapa yang menyumbang, akhirnya kami diberikan contact panitia acara tersebut, tapi tidak ada kelanjutannya lagi secara jelas sampai sekarang.

Rabu, 22 Mei 2013

Wanna Back to The Past? - Part 1-


Kembali ke pertama kali aku masuk kerja, beberapa hari awal nganggur atau menghitung struktur kecil – kecil, aku memerlukan banyak waktu untuk mengerti SAP lagi. Padahal baru SAP lho, belum Etabs. Perhitungan volume pertamaku adalah menghitung volume blok C Pergudangan, oleh karena jenis gudangnya ada yang 12 meter dan 15 meter, maka aku dan Ce Dewi bagi tugas, aku menghitung gudang dengan bentang 12 meter dimana ada 21 gudang di blok C dan 5 gudang di blok B, sedangkan Ce Dewi menghitung yang bentang 15 meter di blok B.

Oleh karena baru pertama kali menghitung volume proyek nyata dan belum berpengalaman, aku menghitung dengan sangat halus, menggunakan bentang bersih, seperti pada mata kuliah Estimasi Biaya dan Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek. Hal tersebut yang membuat aku cukup mumet dan pusing dalam menghitung, aku juga belum terbiasa dengan menulis di quantity sheet ala kantorku, karena tidak ada kolom unit, hanya ada kolom volume, berbeda dengan quantity sheet saat kuliah dulu. Hal tersebut sempat membuat perhitungan cukup membingungkan, tapi aku berhasil menghitungnya walau ada pekerjaan – pekerjaan tertentu seperti pekerjaan finishing yang belum pernah diajarkan di kuliah dulunya sehingga tidak bisa membayangkan pula pekerjaan apa saja yang kurang dan yang butuh dilaksanakan di proyek nanti.

Begitu shocknya aku saat tiba – tiba sang PM mengatakan bahwa proyek blok C dan blok B ini merupakan tender terpisah, itu artinya, perhitungannya juga terpisah. Aku pun sempat kelabakan karena aku menghandle 5 unit gudang di blok B juga dimana bentangnya 12 meter. Alhasil aku harus mereview ulang perhitunganku yang awal – awal, oleh karena aku masih belum mempunyai pola khusus dalam menulis di quantity sheet milik perusahaanku, aku pun kebingunan sendiri dengan tulisan hasil hitunganku. Bahkan beberapa aku hitung ulang sambil berharap jangan blok C yang menang tender. Aku pun menyerahkan hasil hitunganku dengan tidak percaya diri. Saat pengumuman hasil tender keluar, lebih shock lagi ternyata blok B tidak menang tender, justru blok C yang menang tender. Semakin takut dan tidak yakin dengan hitungan sendiri, sejak saat itu aku pun belajar untuk bisa mengerti bagaimana format penulisan di quantity sheet yang baik dan tidak melakukan perhitungan volume terlalu halus.
Karena merasa bersalah, aku pun meminta maaf pada Pak PM, yaitu Pak Jemmi, dan memang benar ada yang miss di hitungan atap dan aku tidak menghitung kolom praktis. Sungguh sangat merasa bersalah, walaupun dimaklumi oleh PM, tetap saja hati tidak enak.

Kemarin diadakan rapat antar PM dan estimator. Selama ini di kantorku tidak ada pembagian yang jelas struktur organisasi antara PM dan estimator, jadi semua PM bisa meminta tolong estimator mana pun. Sejak rapat kemarin dijelaskan pembagian tugasnya, 1 PM bekerja sama dengan 1 estimator dan aku dipartnerkan dengan Pak Jemmi, itu artinya aku juga memantau perkembangan proyek pergudangan yang aku hitung volumenya tersebut. Semakin takut saja kalau proyek tersebut bakal mengalami kerugian.

Sebenarnya dalam bekerja di kontraktor ataupun konsultan di lingkup Teknik Sipil ini, kemampuan otak bukanlah syarat mutlak tapi juga dibutuhkan keberanian dengan apa yang kita hitungkan. Keberanian tersebut yang membuat kita lebih percaya diri untuk menghadapi problem lain yang lebih berat di depan.

Kamis, 16 Mei 2013

Belajar dari Trik


Ini hari ketigaku belajar Toefl di kantor dan sama seperti sebelumnya, cuma bertahan 2 jam dan mata serta otak sudah capek, padahal hari ini aku belajar trik – triknya saja dari web yang berbahasa Indonesia.

Tapi tidak dapat dipungkiri, dalam belajar apapun memang trik yang membantu kita dalam meraih nilai yang lebih baik daripada seharusnya, seperti ujian di Teknik Sipil, yang utama adalah kamu dapat selesai mengerjakan soal. Dosen tidak akan memberikan nilai lebih untuk tampilan dari kertas jawabanmu yang rapi, tapi juga jangan terlalu jorok juga.

Mengerjakan soal struktur yang memaksa kita menggambar ulang soal seperti mata kuliah statika, fisika dasar, analisa struktur, mekanika tanah, hidrolika, mekanika bahan, bahkan menggambar teknik sebaiknya membawa klip kertas, pensil dan penghapus. Untuk dapat menghemat waktu dan tetap menampilkan gambar yang rapi dan presisi, gunakan ilmu yang kita dapatkan saat TK dulu yaitu menjiplak. Jadi kamu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengukur lagi, karena pada umumnya gambar di soal ujian sudah digambar dengan rapi dan presisi oleh dosen – dosen tersebut.

Dalam mengerjakan soal yang membutuhkan waktu lama karena banyak yang harus dikerjakan, gunakan cara belajar dengan menelusuri BSBC dan menelusuri hasil angka dari ujian para senior jenius. Umumnya cara ini digunakan untuk mengerjakan soal ujian Desain Struktur Baja dan Beton. Hal tersebut akan sangat menghemat waktu kita untuk memahami BSBC saat hari H ujian, memang sih cara ini tidak membuat kita paham dengan materi yang diajarkan, tapi dapat meraih nilai tinggi tanpa mempunyai otak secemerlang Felix Suwadji. Dan lagi dalam pengerjaan, setiap detik sangatlah berharga, maka dari itu saran saya, tulisan tidak perlu rapi – rapi, jika tidak sangat urgent, tidak perlu menggunakan tip ex, cukup dicoret saja.

Dalam mengerjakan soal – soal penjurusan konstruksi yang lebih ke penggombesan, selain dibutuhkan kemampuan menggombes, juga dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai dasar ilmu yang diujikan, jadi jangan sampai sama sekali tidak belajar walau saat ujian diperbolehkan open book. Setidaknya bacalah buku, tidak perlu semua, tapi dasar – dasar atau bahkan judul – judul penting yang banyak keluar saja di BSBC. Sehingga dalam mengerjakan tidak membuang waktu untuk mencari lagi mengenai topik tersebut, jika kita sudah mengerti sedikit mengenai topik, kembangkan dengan pengetahuanmu walaupun tidak berhubungan. Misal menghubungkan produktivitas pekerja dengan produktivitas belajar sebagai mahasiswa. Dengan membicarakan pengalaman pribadi,  tentu banyak hal yang dapat kita ceritakan. Dan lagi – lagi, tidak perlu rapi dalam mengerjakan, kunci utama adalah waktu, bila masih ada waktu baru tip ex lah kesalahan – kesalahan tulisan yang kamu coret.

Dan yang terakhir, kenalilah dosenmu, saya sangat menyarankan bagi mahasiswa yang cuma cari nilai, ambillah dosen yang murah nilai. Ilmu bisa kita dapatkan saat belajar dengan teman – teman, tapi sistem penilaian juga berpengaruh sehingga seolah – olah mahasiswa biasa pun bisa mendapatkan nilai setara dengan 10% IPK terbaik semester awal. Dan hal yang paling penting, meskipun ada trik, tetap saja Janganlah Malas !!

Belajar Tetap Saja Membosankan


Oleh karena sudah tidak ada kerjaan di kantor, maka aku membawa buku TOEFL ke kantor untuk belajar di kala senggang, awalnya cukup antusias, apalagi saat mengetahui kiat – kiat dan trik dalam menjawab. Entah mengapa, baru 2 – 3 jam membaca sudah sangatlah bosan. Padahal awalnya kukira belajar di saat sudah lama tidak belajar akan menyenangkan, ternyata sama saja. Menghitung volume lebih menarik dibanding belajar bahasa Inggris kayaknya.

Memang sejak saat masih kecil sampai sudah dewasa begini, bahasa Inggrisku cukup lemah, padahal dulu saat TK, diam – diam ikut ekstrakurikuler Bahasa Inggris tanpa bilang ke orang tua. Sedangkan sekarang malah tidak bisa bahasa Inggris sama sekali.

Berbicara mengenai Toefl, saat SMA pernah ada tes Toefl gratis dari sekolah, gratis dan wajib lebih tepatnya. Semua murid kelas X harus mengikuti tes Toefl ini, tidak ada persiapan karena memang tidak pernah tes sebelumnya. Alhasil saat hasil tes Toefl dibacakan, nilaiku hanya 300an (aku tidak ingat tepatnya berapa) dan aku urutan ke 28 dari 35 siswa di kelasku, padahal kelasku merupakan kelas paling nakal di kelas X, yang jelas bukan murid – murid dengan otak yang sangatlah cemerlang.

Dulunya sangatlah tidak tertarik pada Bahasa Inggris. Tidak tertarik pula oleh Toefl. Tidak tertarik dengan studi lanjut. Tapi setelah bekerja dan memikirkan kehidupan di Indonesia ini bias dibilang tidak bias diharapkan, lama kelamaan lulusan S1 sama dengan lulusan SMA. Bila beberapa puluh tahun lalu, lulusan SMA sudah bisa bekerja dengan gaji standart, sekarang sudah banyak perusahaan yang mencari minimal lulusan S1. Padahal hanya selisih 1 generasi loh. Di sisi lain, melihat banyaknya pengeluaran saat di rumah, tidak bisa membayangkan, gaji yang awalnya kulihat cukup besar bagi mata seorang anak yang baru saja mentas dari jenjang pendidikan, lama kelamaan pendapatan tersebut akan terlihat sangatlah menyesakkan hati.

Hal itulah yang membuatku ingin tertarik apply beasiswa ke Taiwan, karena aku bisa mengukir masa depan tanpa pengeluaran yang banyak, yang dibutuhkan adalah kemauan dan kerja keras di awal. Di sisi lain, ingin merasakan hidup sendiri, selama 22 tahun ini bergantung pada orang tua dan cece, serasa tidak pernah mengambil keputusan sendiri, padahal usiaku sudah bisa dibilang usia untuk mulai mengambil keputusan. Kerap kali aku salah mengambil keputusan, tapi bila terus – terusan bergantung, kapan aku bisa beranjak dewasa?
Semoga keputusanku kali ini tidak salah lagi. 

Jumat, 10 Mei 2013

A Lot of Problem for a Better Me


Minggu ini benar – benar sangat luar biasa, setelah pekerjaan rampung, justru banyak timbul masalah. Dari masalah keuangan yang jor – jor an, masalah ban mobil gembos, dan beberapa masalah lainnya. Cukup membuat aku kalut dan panic. Setelah melihat ke belakang, dibalik masalah itu, walau memang terlihat banyak masalah dan mengalami kekalutan, tapi aku belajar untuk bersabar, mencoba tenang dan aku bias menemukan siapa yang sahabat siapa yang hanya teman biasa.
Entah mengapa kesialan terus melanda diriku minggu ini. Tapi banyak hal yang perlu disyukuri, Tuhan tidak serta merta memberikanku masalah saat banyak kerjaan di kantor, begitu pula saat kerjaan banyak di kantor, tidak ada masalah runyam yang timbul. Aku yang mudah stress pun menyadari bahwa saat bekerja dan saat kuliah berbeda, bila dulu kita mengalami masalah, pekerjaan tugas masih ada partner yang bisa mengatasinya, saling menopang. Saat bekerja, memang estimator di kantor ini ada 3 orang, salah satunya aku, tapi satu pekerjaan yang menangani juga satu orang itu saja. Tentunya akan membuat kekalutan luar biasa bila masalah pribadi dan pekerjaan kantor dating bersamaan. Apalagi bulan lalu 3 dari 4 PM di kantor memberiku tugas menghitung struktur semua, Ko Bonny memberikan tugas hitungan struktur Gudang dengan beban hidup 750kg/m2, Pak Melky memberikan tugas menghitung struktur atap pabrik dengan desain gambar mengikuti arsitek dimana atapnya melengkung dan rangka batangnya berbentuk segitiga 3 dimensi, dan Pak Jemmi memberikan tugas menghitung pondasi silo dengan ada pengaruh beban gempa. Saat di kuliah, aku tidak pernah mengalami problem perhitungan struktur seperti itu, di samping itu, aku tidak cukup mengerti dengan matakuliah Desain Struktur Baja. Bekerja di kantor ini, walau memang gajinya lebih kecil dibanding rekan yang lain, tapi cukup ilmu yang didapat, para bos ramah dan baik. Para PM mau mengajari serasa asistensi dengan dosen saja. Orang kantor yang cukup welcome.
Kerjaan dan masalah 2 bulan ini biarlah bisa menjadi awal dari pembelajaranku saat aku studi lanjut di Taiwan nanti. Karena tujuan utamaku studi lanjut di Taiwan, bukan karena gelarnya, bukan pula untuk ilmunya, tapi untuk menumbuhkan kedewasaanku dalam mengambil keputusan. Karena aku merasa, dalam memecahkan masalah orang lain, aku cukup mampu tapi untuk memecahkan masalahku sendiri aku tidak bisa. Belajar untuk tetap menjadi orang sabar tapi tidak mau dipermainkan oleh orang lain, belajar untuk tidak panik.
Kadang aku bersungut – sungut pada Tuhan, mengapa permasalahan selalu muncul. Aku yang sesungguhnya tidak sesempurna yang dilihat orang lain, tapi aku tersadar, seandainya Tuhan tidak meletakkanku sebagai Tabita Tania ini, aku tidaklah menjadi seorang yang kuat. Keinginanku sebenarnya hanyalah ingin keluargaku bisa bahagia. Segala kesalahan yang pernah aku buat, sangat membuatku menyesal bahkan membenci diriku sendiri, tapi aku percaya Tuhan pasti memiliki tujuan lain dari itu semua.

Kamis, 09 Mei 2013

Prom Night


Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja menemukan DVD Prom Night SMA ku. Saat SMA aku memang mengikuti Prom Night karena menurutku, kapan lagi bisa berkumpul dengan teman – teman SMA, walau tidak semua temanku mengikuti prom night, tapi aku tetap saja ikut, walaupun harganya cukup mahal, sekitar Rp 300.000,-. Memang acaranya dihelat di hotel berbintang, tapi aku merasa apa yang didapatkan tidaklah sebanding dengan apa yang dibayarkan, karena acara tersebut seakan – akan seperti acara milik oknum – oknum tertentu, dan beberapa orang diluar oknum tersebut (kami) hanya seakan – akan digunakan sebagai penonton yang ingin melihat konser. Makanannya pun tidak terlalu istimewa. Hal ini yang membuat aku menyadari, mengapa aku lebih menyukai kehidupan saat kuliah dibanding kehidupan saat SMA. Dimana, walau memang ada Gap di kuliahpun, oleh karena teknik sipil adalah jurusan yang cukup sulit untuk kita lalui bila kita orang yang egois dan belajar sendiri, jadi dibutuhkan kerja sama tentunya saat ujian dating satu demi satu. Tidak ada gap si kaya dan si miskin, si popular dengan si alim, si pintar dan si bodoh. Memang kadang ada gap tersebut, tapi semakin dewasa seseorang tentunya dapat mengerti bahwa gap – gap tersebut tidak ada gunanya sama sekali. 

4,5 Tahunku Bersama Bracket


Setelah sebulan penuh kerjaan akhirnya ada waktu senggang juga. Sebenarnya waktu senggang di kantor ini mau aku gunakan untuk mencari info tentang les Toefl dan Liburan ke Bali, tapi laptopku tidak bias menyambung ke wifi dan iPhoneku kabel chargernya rusak, jadi demi baterai bisa bertahan lama, maka tidak aku sambungkan internet.
2 hari yang lalu tepatnya tanggal 6 Mei, aku baru saja lepas kawat gigi, selama ini kayaknya memang aku berhubungan erat dengan kawat gigi.  Aku pertama pakai kawat gigi sekitar bulan November 2008, dulunya aku sangat tidak percaya diri dengan gigiku, gigi yang bawah lebih maju ke depan serta berantakan, sedangkan gigi atasku sudah gingsul, tidak bagus lagi gingsulnya. Selain itu setiap ada pemeriksaan kesehatan gigi di UKS aku paling benci, karena setiap kali dokter giginya geleng – geleng mengenai gigiku yang banyak lubangnya. Selalu setiap tahunnya, gigiku yang memiliki lobang paling banyak di kelas.
Saking tidak PD nya dengan gigi sendiri, kerap kali aku tidak berani foto tersenyum dengan menampakkan gigi. Sebenarnya sejak SD, sudah langganan ke dokter gigi, kalau nggak lubang ya dicabut. Dulu biaya untuk kawat gigi hanya Rp 400.000,- tapi kalau tidak salah dokternya bilang, belum saatnya menggunakan kawat gigi. Jadi aku baru memakai kawat saat kelas XII SMA dan harganya sudah melonjak tinggi menjadi Rp 8.000.000,-.
Sebelum dipasangkan kawat, gigi tidak boleh ada yang lubang, gigi berlubangku yang awalnya ada belasan, langsung ditangani oleh drg. Yenny Chandra sehingga bim salabim, tidak gigi berlubang lagi. Saat pemeriksaan di UKS pun rasanya senang sekali tidak mendapat surat mengenai gigi berlubang dari UKS. Setelah penambalan gigi, dilakukan pencabutan gigi yang dirasa mengganggu, gigiku saat itu dicabut 2 buah di bagian bawah. Gigi geraham kalau tidak salah. Metode dokter gigi sudah cukup canggih, jika dulu aku harus menahan sakit saat gigi dicabut, sekarang ak diberi sejenis obat bius sehingga bagian gigi yang mau dicabut menjadi mati rasa.
Pemasangan kawat gigi dimulai dengan memasang bagian atas dulu, saat di lokasi, tidak terlalu sakit, begitu shocknya saat keesokan pagi terbangun dari tidur malam, gigi nyeri luar biasa, tidak semangat makan maupun bicara. Mulut terasa penuh dan terasa sariawan karena gusi tergesek oleh komponen – komponen kawat tersebut. Walau memang rasa sakit tersebut terasa hanya 1 minggu saja, tapi aku bertemu lagi dengan rasa sakit itu setelah gigi bagian bawah di pasang kawat pula.
Dulunya aku berekspetasi ingin menggunakan karet kawat berwarna hijau, karena aku suka dengan warna hijau. Tapi ternyata untuk kondisi gigiku ini tidak digunakan karet, tapi digunakan pir untuk dapat mendorong gigi yang gingsul. Begitu tersiksa menggunakan kawat gigi, aku tidak diperbolehkan memakan jagung secara langsung (tanpa diserut), padahal aku sangat menyukai jagung bakar. Selain itu makanan sering sekali menyangkut di gigi. Jenis sikatnya pun dulu ada 3 macam. Jadi untuk sikat gigi saja membutuhkan waktu yang lama padahal tidak bisa 100% bersih.
Fakta dari pemakaian kawat gigi, semakin lama kamu memakai kawat gigi, maka semakin banyak pula gigi berlubangmu setelah dilepas nanti. Begitu shocknya aku ternyata gigi lobangku ada 6 lebih setelah dicopot kawatnya. Dan lagi yang perlu dipikirkan sebelum anda berkonsultasi pemasangan kawat pada dokter gigi, harga di pemasangan tidak include dengan harga retainer. Retainer adalah kawat gigi yang bisa dipasang dan dicopot. Retainer umumnya ditarik biaya Rp 400.000 untuk satu sisi. Jadi biaya untuk retainernya adalah Rp 800.000.
Akan tetapi satu hal yang penting, gigi yang rapi tentu membuat kita lebih percaya diri, walaupun demi mendapatkan gigi yang rapi tersebut, rasa sakitnya luar biasa. No Pain  No Gain.

Before - After

Minggu, 05 Mei 2013

My Idol

Sama halnya dengan remaja pada umumnya, aku juga memiliki idola, bukan tokoh dunia ataupun keluarga. Ya, aktor dan penyanyi, tapi bukan artis Korea loh, karena walau memang para kawula muda sudah mulai gandrung dengan K-Pop, aku tetap setia dengan Mandarin. Tak terasa sejak SMP sampai sekarang aku masih mengidolakan duo J ini, ya siapa lagi kalau bukan JJ Lin dan Joe Cheng.

Kalau ada yang bertanya, siapa penyanyi favoritku? tentu saja jawabannya JJ Lin. Dan bila ada yang bertanya siapakah aktor favoritku tentu saja Bryan Zheng alias Joe Cheng.

Berikut adalah biodata singkat mereka :D

§  Name: 林俊杰 / Lin Jun Jie
§  English name: Wayne Lin
§  Also known as: JJ Lin / JJ Lam
§  Profession: Singer, songwriter, and actor
§  Birthdate: 1981-Mar-27
§  Birthplace: Singapore
§  Height: 172cm
§  Weight: 60kg
§  Star sign: Aries
§  Chinese zodiac: Rooster
§  Blood type: O
§  Voice type : tenor and falsetto
§  Albums :
§  Music Voyager
§  Haven
§  ID Number 89757
§  Cao Cao
§  West Side
§  Sixology
§  100 Days
§  She Says
§  Lost and Found
§  Stories Untold

§  TV Series : 
§  Hanazakarino Kimitachihe
§  So I'm Not Handsome

Fotonya JJ Lin kayak mau sidang skripsi ya bajunya. Sejak kapan suka JJ Lin? Sejak jaman SMP saat itu cece baru saja beli VCD MV nya lagu - lagu mandarin, eh ternyata ada lagu Jiang Nan di album Haven. Saat itu dengar lagunya enak dan yang nyanyi mukanya mbanyol, ternyata yang nyanyi namanya JJ Lin. Setelah itu mendengarkan beberapa lagu JJ Lin yang memang saat itu lagi hitz di radio seperti Yi Qian Nian Yi Hou, Dou Jiang You Tiao, dll dah. Dan setelah itu dia membuat lagu mengenai 3 kerajaan yang berjudul Cao Cao, aku yang gemar bermain game Dynasty Warriors semakin menggemari JJ Lin. Jenis suaranya khas yang tinggi untuk ukuran cowok, lagunya mudah untuk dinyanyikan olehku yang bersuara rendah. Hal yang bikin jatuh hati lagi ternyata dia pandai bermain alat musik seperti piano, gitar, drums, bahkan bisa beatbox.

Semakin ngefansnya aku dengan JJ Lin, membuat aku semakin ingin ke Singapura, dan Tuhan mengabulkannya Februari 2012, bahkan saat itu sempat foto di depan toko distro milik JJ Lin "SMG" yang namanya diambil dari salah satu lagunya di album 100 Days yaitu Still Moving Under Gunfire. Walau nggak sempat bertemu dengan sang idola dan membeli barangnya karena mahal, tapi saat itu tidak sengaja melihat papanya JJ Lin bantuin jaga toko.


Aku di depan tokonya JJ Lin

Beralih ke cowok kedua, Bryan Zheng. Aku lebih suka menyebutnya Bryan Zheng daripada Joe Cheng. Berikut data dirinya :

  • Name: 鄭元暢 (郑元畅) / Zheng Yuan Chang
  • English name: Joseph (Joe) Cheng
  • Also known as: 小综 (Xiao Zong) / Bryan (previously used)
  • Profession: Actor and model
  • Birthdate: 1982-Jun-19
  • Birthplace: Taiwan
  • Height: 188cm
  • Weight: 78kg
  • Star sign: Gemini
  • Chinese zodiac: Dog
  • Blood type: O

TV Shows

Bryan Zheng as Jiang Zhi Shu, The genius one with IQ 200

Foto ini diambil di serial It Started With a Kiss. Serial terbaik yang pernah aku tonton. Berbeda dengan dirinya, Jiang Zhi Shu adalah cowok genius, cool, cakep, dan kaya. Perfect deh. Bryan Zheng yang asli sangatlah cerewet dan suka usil. Sangat bertolak belakang dengan perannya tapi dia bisa memerankannya sangat amat bagus sekali.

Mengapa suka Bryan Zheng? Bukan karena peran Jiang Zhi Shu nya. Bukan juga karena hari ulang tahunnya dekat dengan ulang tahunku. Aku pertama kali tahu ada artis bernama Bryan Zheng melalui Asian Plus langgananku, di sana aku lihat cowok ini cakep.Sebenarnya hanya begitu saja sih. Memang sangat amat banyak artis lain yang lebih cakep dari Bryan Zheng, tapi entah mengapa aku ngefans dia. Sama seperti mengapa aku ingin menjadi BPMF, hanya ingin saja, tidak punya alasan lain. Sebenarnya yang aku sukai dari Bryan Zheng adalah senyumannya, semenjak itu aku mencoba melihat kemampuan aktingnya, pertama aku melihat Nine Ball, dia cukup keren di sana, tapi aktingnya tidak cukup bagus. Kelas XII SMA, serial They Kiss Againnya diputar oleh salah satu TV Swasta, aku pun mencoba melihatnya dan langsung meleleh dengan peran yang dia mainkan, sayang hanya beberapa episode diputar oleh TV tersebut, akhirnya aku mencoba mencari DVD nya dan mencari DVD It Started With a Kiss yang merupakan sekuel pertamanya. It Started With a Kiss begitu terkenal dan tanggapannya positif di internet, dan setelah melihatnya sangat amatlah puas dengan cerita dan akting dari Bryan Zheng tentunya.

Jika memang aku diijinkan oleh Tuhan untuk bisa S2 ke Taiwan nantinya, aku akan meluangkan waktu untuk berkunjung ke Tai Zhong, kampung halaman dari Bryan Zheng dan ingin mengunjungi lokasi - lokasi It Started With a Kiss.

Di samping hal itu ada beberapa quote dari mereka yang cukup bagus :
"For when I'm weak Then I am strong" (Corinthians 12:10) - JJ Lin ( I am )


“In this world i can do 90% of the things she cannot

The remaining 10% that i cannot do,  She can do it to the point of unique perfection.

it’s mosty because of that she touched me.” (Joe Cheng - Jiang Zhi Shu)