Senin, 26 Agustus 2013

Tes TOEFL Prediction yang Bisa Diprediksi

Aku selama 2 bulan kemarin mengikuti les TOEFL PBT agar dapat meningkatkan nilai TOEFL ku karena memang TOEFL merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa di Taiwan, minimum 500 walau tidak tertulis secara langsung. Di les-lesan tersebut mendapat gratis test Toefl Prediction di akhir dari pembelajaran. Selama di kantor seminggu sebelum tes aku benar – benar free dan nganggur jadi aku gunakan waktuku seminggu di kantor untuk belajar otodidak, kebetulan aku habis membeli 2 buku, yang satu buku bekas yang aku beli di Kampoeng Ilmu dengan harga Rp 20.000 saja. Tapi justru buku itulah yang menurutku sangat berguna. Ada 8 soal latihan beserta kunci jawaban dan penjelasannya dan aku menemui banyak hal yang belum dipelajari saat aku les, terlebih untuk structure. Tapi aku mudah sekali mengantuk dan bosan tapi menurutku perkembangan 1 minggu itu cukup baik, terbukti salahku di structure berkurang walau sedikit dan readingku sudah bisa memahami cara menjawab walau belum bisa cepat mengerjakan. Malam sebelum Tes Prediction di les-lesan, aku belajar latihan soal structure dengan teman-teman di salah satu restoran Fast Food. Kami mengerjakan soal dari internet dengan mewaktui sendiri yaitu 25 menit. Setelah itu kami membahasnya bersama-sama. Memang aku yang paling tidak bisa Inggris, walau sudah belajar selama 1 minggu secara otodidak di kantor tetap saja tidak secanggih mereka. Padahal yang canggih tidak berencana ke luar negeri. Feeling mereka sudah cukup baik dalam menjawab, sedangkan aku harus mengandalkan hafalan beberapa rumus yang memang sudah aku tulis ulang di catatanku, maka dari itu aku tidak bisa mengerjakan secara express juga. Di resto tersebut juga sempat bertemu dengan Ko Aron yang merupakan kakak kelas yang berhasil studi lanjut di tempat tujuanku di Taiwan tersebut. Tapi memang sih Ko Aron adalah IPK terbaik angkatan 2008, sedangkan aku cumlaude saja tidak dapat, dibandingkan Septian dan Maria yaitu adik kelas yang berencana untuk studi lanjut ke Taiwan juga, IPKku juga lebih rendah dari mereka. Kadang aku pun menyesali mengapa aku tidak bisa optimal di awal-awal semesterku dan mengapa malah Kredit Point ku yang terlalu overdosis. Saat keesokan harinya, begitu shocknya ternyata soalnya sama persis dengan latihan kami kemarin, sayangnya kami hanya mengerjakan structurenya saja. Listeningnya menurutku cukup susah dan readingnya sebenarnya tidak terlalu susah tapi waktunya tidak nutut. Sedikit merasa kecewa karena hasilnya pasti tidak valid, karena dalam mengerjakan structure aku hanya berpatok pada hafalan jawaban kemarin. Sebenarnya agak kecewa sih dengan les-lesan yang ini, aku berencana belajar sendiri lagi awalnya sampai tes ITP Aminef yang diakui tersebut, tapi papaku menyuruhku untuk les lagi. Aku pun mencari info lagi mengenai di mana les TOEFL PBT ITP yang bagus dan tidak terlalu mahal, karena memang sudah jarang dan ada pun biasanya mahal. Beberapa hari lalu, teman seperjuanganku di P3KMABA yang menjadi Koordinator Acara P3KMABA 2012, Celia tiba-tiba meminta data-data P3KMABA tahun lalu saat aku menjadi sekretarisnya, iseng-iseng pun aku tanya padanya dimana les TOEFL PBT yang bagus dan tidak terlalu mahal, karena dia memang sudah di Belanda yang pastinya pernah belajar TOEFL atau IELTS. Dia tahu yang bagus tapi tidak tahu harganya dan dia memberiku nomer teleponnya, setelah aku telepon ternyata lesnya hanya 13 hari saja tapi seharinya 3,5jam dan dari hari Senin-Jumat. Lokasinya pun dekat dengan rumahku yaitu di Araya. Semoga ini salah satu kunci untuk dapat membuka salah satu dari gembok pintu cita-citaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar