Senin, 26 Agustus 2013

Every Simple Thing Made Us Learn

Sudah lama sekali tidak menulis blog, di kantor tidak terlalu sibuk tapi aku gunakan untuk belajar TOEFL, judul di atas benar tidak ya grammarnya? :p Setidaknya belajar TOEFL membuatku sedikit lebih percaya diri untuk menulis dalam bahasa Inggris, kecuali di blog tidak dulu kayaknya, karena aku men-translate motivation letterku saja butuh waktu 4 jam, padahal hanya mentranslate karena aku sudah membuat kata – kata dalam bahasa Indonesianya. Itu pun hanya selembar HVS A4 saja. Sebenarnya seminggu ini tidak bisa terlalu banyak belajar TOEFL karena aku mendapat job sampingan lagi menghitung volume. Entah mengapa aku cukup percaya diri walaupun sebenarnya tidak, dalam menerima job menghitung volume (asal denah dan tenggat waktunya masuk akal). Clientku kali ini adalah teman kuliahku, mereka 4 orang bersama – sama merger untuk membuat suatu perusahaan kontraktor, bisa jadi ini adalah proyek pertama mereka dalam penawaran. Mereka sebenarnya bisa menghitung sendiri, toh background mereka juga sipil tapi mungkin waktu yang terlalu mepet dan mereka baru saja lulus jadi belum ada pengalaman menghitung volume secara kilat maka minta bantuanku. Belajar dari pengalaman menghitung volume vila, aku pun minta lihat dulu denahnya bagaimana, setelah aku melihat denahnya dan bertanya deadline nya yang sekitar 5 malam, aku pun berani menerima tawaran tersebut, karena memang denahnya masih masuk akal. Melihat denah yang lebih simple, maka aku pun memakai kesempatan kali ini untuk membuat suatu format analisa versiku (sebelumnya aku menggabungkan format analisa orang – orang jadi tampak berantakan dan tidak bisa digunakan untuk proyek berikutnya lagi). Hal inilah yang membuat waktu kerja yang seharusnya bisa lebih singkat menjadi agak lebih lama, bahkan malam terakhir deadline pun aku baru tidur saat orang – orang pada sahur. Tapi aku cukup puas karena aku memiliki format sendiri, yaitu format system hitung di quantity sheet yang aku secara tidak sengaja mempelajari saat dapat job hitung vila dan sekarang aku memiliki format analisa harga satuan sendiri. Tidak dapat dipungkiri, untuk membuat suatu format seperti itu awalnya memerlukan effort waktu dan tenaga yang lebih banyak, tapi memang terbukti aku bisa menghitung volume secara kilat setelah itu. Menghitung volume pekerjaan struktur 2 buah ruko dalam 3 jam aku tidak pernah memikirkan sebelumnya bisa menghitung secepat itu. Menghitungkan 3 clientku ini memang effortnya tidak tidur, dimarahi karena harga kurang cocok, perhitungan tidak presisi, tapi aku belajar di tiap casenya. Client pertama aku jadi mengerti, bahwa spek material untuk tiap jenis proyek tidaklah sama, seperti rumah, ruko, gudang, bahkan rumahpun tergantung ukurannya juga. Karena tidak dapat dipungkiri, ke 3 clientku sama – sama tidak ada list harga material dan upah. Tentu sedikit kelabakan, untung ada internet dan tugas Bipro, jadi harganya aku bisa menyesuaikan dari sana. Client keduaku merupakan tugas tergila yang aku dapatkan sampai saat ini. Menghitung 2 type vila bertingkat dalam waktu hanya 7 hari dengan spek material yang tidak lazim. Dari sana aku dituntut harus dapat menghitung express dan secara tidak sengaja aku menemukan cara tersebut. Kadang aku puas sendiri dengan cara perhitungan expressku itu. Client ketiga aku mulai membuat standratisasi dari analisaku dan aku merasa puas bahwa analisaku tidak asal – asalan lagi dan aku memiliki standart untuk proyek yang berikutnya. Menjadi seorang estimator sebenarnya menyenangkan tapi susah dijalani karena bakal tidak tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar