Jumat, 05 Juli 2013

My Office Life

Bisa dibilang aku terlambat memperkenalkan orang – orang di kantorku. Sebenarnya aku tidak berencana bekerja di kantor ini, saat semester 7 dan disibukkan oleh skripsi, aku mendapat tawaran menjadi estimator dari seorang adik kelas angkatan 2011 namanya Lydia, katanya ada perusahaan yang mencari estimator, aku pun ingin tahu, apakah bisa bekerja sambil menjalankan kuliah. Aku pun membuka website perusahaan tersebut dan ternyata perusahaan tersebut adalah kontraktor baja di daerah Kendangsari. Aku tertarik karena lowongan yang kosong adalah estimator dimana aku memang merasa paling bisa di estimasi dan menghitung volume, walau aku agak lupa bagaimana mengestimasi bangunan baja. Yang kedua karena lokasinya relative dekat dengan rumahku yaitu 6,5km. Jadi aku iseng mengirim email dan bertanya apakah bisa disambi kuliah sambil aku meninggalkan nomer handphoneku agar bisa dihubungi.

Tapi karena tidak ada tanggapan dan semakin sibuk dan banyaknya hal yang harus aku kerjakan di skripsi aku pun lupa aku pernah mengirim email ke perusahaan tersebut. Awal bulan Desember saat hendak makan siang bersama Icha, di depan stand soto uduk, aku tiba – tiba ditelepon dari nomer tak dikenal. Oleh karena suasana kantin P rame sekali, aku pun tidak mengerti siapa yang menelepon dan orang tersebut mengatakan apa. Ternyata yang meneleponku adalah dari perusahaan yang aku kirim email kapan hari, aku langsung disuruh wawancara keesokan harinya sambil membawa CV, surat lamaran dan transkrip terbaru. Cukup shock, tapi aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, aku pun segera melengkapi semua kelengkapan dan keesokan harinya aku ke kantor tersebut, sempat sedikit terlambat beberapa menit karena tersesat karena memang kantor tersebut tidak ada tulisan nama kantornya dan nomernya berada di dalam.

Saat datang, menunggu cukup lama baru disuruh ke atas untuk tes, tes yang diberikan meliputi perhitungan logika yang harus didasari dengan pengetahuan sipil seperti misalnya, ada ruangan sekian m2, keramik berapa m2 yang harus saya pesan? Ada sekitar 10 pertanyaan logika. Lalu ada perhitungan volume pondasi setempat dan pondasi batu kali, yang dihitung adalah volume batu, beton, bekisting, dan tulangan. Walau terlihat simple, tapi dibutuhkan kreatifitas matematika pula. Oleh karena aku memang suka hal yang berbau matematika 3 dimensi, aku pun berhasil menjawab soal tersebut dengan indah. Berikutnya sembari hasil hitunganku diperiksa, aku disodori soal lagi yaitu menghitung penjumlahan 4-5 bilangan yang berisi 13-14 digit dengan kalkulator 10 digit, ada 4 soal dan waktu mengerjakannya 10 menit. Oleh karena aku suka matematika, aku pun menyelesaikan soal tersebut dengan indah. Setelah itu aku wawancara dengan salah satu bos yaitu Pak Himawan, ternyata beliau adalah partner tugas baja dan betonnya Bu Ratna serta partner TA nya Pak Hurijanto. Saat dilihat hasil tesku ternyata aku ada 2 kesalahan yaitu di perhitungan keramik tadi karena aku tidak mengerti dengan satuan beli keramik dan menghitung bunga bank. Tapi overall cukup baik. Saat itu aku jujur tidak siap mengenai salary berapa yang aku inginkan, jadi aku shock saat tiba – tiba ditanyai mengenai salary. Aku pun memasang tarif rendah saat itu karena tidak tahu pasaran salary nya. Setelah itu aku dirujuk untuk melakukan psikotest di Ubaya. Saat psikotest cukup asyik karena seperti test IQ.

Tak lama berselang setelah psikotest, aku pun diterima di perusahaan tersebut, senang awalnya, karena aku merupakan salah satu lulusan 3,5 tahun yang mendapat pekerjaan terlebih dahulu. Saat datang lagi ke sana aku pun bilang bahwa sedang persiapan siding dan revisi jadi baru bisa mulai bekerja tanggal 4 Februari (sebenarnya aku berlibur dengan teman-teman ke Bali pada akhir Januari sampai awal Februari), awalnya seingatku, kami pulang dari Bali tanggal 3 Februari, ternyata aku salah tanggal karena mereka mendapat harga tiket murah tanggal 5 Februari, jadi kami dipesankan pulang tanggal 5 Februari. Aku sudah terlanjur bilang mulai masuk tanggal 4. Awalnya aku mau pulang sendiri tanggal 4 nya tapi tiketnya cukup mahal, akhirnya aku beranikan diri untuk mendatangi kantor dan meminta izin baru masuk tanggal 6 dan syukurlah, permintaanku dikabulkan.

Awal mulai bekerja, aku tidak mendapat pekerjaan sama sekali. Aku pun cukup canggung karena orang – orang kantor sudah berusia semua. Ada beberapa yang masih muda, tapi selisihnya denganku cukup jauh. Dan yang aku merasa tidak nyaman adalah adanya gap dalam kantor, ya aku menyadari dimanapun aku berada pasti akan ada gap, tapi aku melihat kehidupan kampus lebih menyenangkan karena walau memang ada gap tapi gap tersebut tidak saling menjatuhkan.

Sekitar 1 bulan setelah bekerja, aku sudah mulai banyak diserahi kerjaan. Aku cukup kagok dengan menggunakan SAP, menghitung simple saja membutuhkan waktu seharian, aku pun bingung-bingung sendiri saat disuruh menghitung volume. Kalau menurutku itu hanya mengenai kebiasaan saja. Saat gajianpun ternyata aku diberi sedikit lebih banyak salary dari yang aku minta tapi tetap saja lebih rendah dibanding rekanku yang lain. Sempat berpikir untuk pindah kerjaan, tapi aku memutuskan bertahan karena sebenarnya para PM yaitu Pak Melky, Ko Bagio, Ko Bonny dan Pak Jemmi orangnya baik-baik, ke empat bos pun seperti Pak Haryanto, Pak Himawan, Pak Sandjaja dan Pak Singgih baik dan tidak neko-neko. Peraturan tidak terlalu mengekang, makanan cukup murah, dan lokasi yang cukup dekat dengan rumah. Sempat ada beberapa tawaran pekerjaan yang salarynya lebih tinggi tapi aku tolak karena menurutku aku masih butuh belajar, sedangkan di tawaran kerja tersebut, aku sudah diserahi tanggungjawab yang lebih tinggi. Dan lagi aku masik optimis aku akan studi lanjut di Taiwan, jadi waktuku di Surabaya tidak akan lama.


Sebenarnya dimana pun kita ditempatkan, belajarlah untuk selalu bersyukur dan tidak menyesali pilihan kita. Jangan lihat ke atas, tapi lihatlah ke bawah. Mengambil hikmah positif dari yang kita pilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar