Bisa dibilang aku terlambat
memperkenalkan orang – orang di kantorku. Sebenarnya aku tidak berencana
bekerja di kantor ini, saat semester 7 dan disibukkan oleh skripsi, aku
mendapat tawaran menjadi estimator dari seorang adik kelas angkatan 2011
namanya Lydia, katanya ada perusahaan yang mencari estimator, aku pun ingin
tahu, apakah bisa bekerja sambil menjalankan kuliah. Aku pun membuka website
perusahaan tersebut dan ternyata perusahaan tersebut adalah kontraktor baja di
daerah Kendangsari. Aku tertarik karena lowongan yang kosong adalah estimator
dimana aku memang merasa paling bisa di estimasi dan menghitung volume, walau
aku agak lupa bagaimana mengestimasi bangunan baja. Yang kedua karena lokasinya
relative dekat dengan rumahku yaitu 6,5km. Jadi aku iseng mengirim email dan
bertanya apakah bisa disambi kuliah sambil aku meninggalkan nomer handphoneku
agar bisa dihubungi.
Tapi karena tidak ada
tanggapan dan semakin sibuk dan banyaknya hal yang harus aku kerjakan di
skripsi aku pun lupa aku pernah mengirim email ke perusahaan tersebut. Awal
bulan Desember saat hendak makan siang bersama Icha, di depan stand soto uduk,
aku tiba – tiba ditelepon dari nomer tak dikenal. Oleh karena suasana kantin P
rame sekali, aku pun tidak mengerti siapa yang menelepon dan orang tersebut
mengatakan apa. Ternyata yang meneleponku adalah dari perusahaan yang aku kirim
email kapan hari, aku langsung disuruh wawancara keesokan harinya sambil
membawa CV, surat lamaran dan transkrip terbaru. Cukup shock, tapi aku tidak
mau menyia-nyiakan kesempatan ini, aku pun segera melengkapi semua kelengkapan
dan keesokan harinya aku ke kantor tersebut, sempat sedikit terlambat beberapa
menit karena tersesat karena memang kantor tersebut tidak ada tulisan nama
kantornya dan nomernya berada di dalam.
Saat datang, menunggu cukup
lama baru disuruh ke atas untuk tes, tes yang diberikan meliputi perhitungan
logika yang harus didasari dengan pengetahuan sipil seperti misalnya, ada
ruangan sekian m2, keramik berapa m2 yang harus saya pesan? Ada sekitar 10
pertanyaan logika. Lalu ada perhitungan volume pondasi setempat dan pondasi
batu kali, yang dihitung adalah volume batu, beton, bekisting, dan tulangan.
Walau terlihat simple, tapi dibutuhkan kreatifitas matematika pula. Oleh karena
aku memang suka hal yang berbau matematika 3 dimensi, aku pun berhasil menjawab
soal tersebut dengan indah. Berikutnya sembari hasil hitunganku diperiksa, aku
disodori soal lagi yaitu menghitung penjumlahan 4-5 bilangan yang berisi 13-14
digit dengan kalkulator 10 digit, ada 4 soal dan waktu mengerjakannya 10 menit.
Oleh karena aku suka matematika, aku pun menyelesaikan soal tersebut dengan
indah. Setelah itu aku wawancara dengan salah satu bos yaitu Pak Himawan,
ternyata beliau adalah partner tugas baja dan betonnya Bu Ratna serta partner
TA nya Pak Hurijanto. Saat dilihat hasil tesku ternyata aku ada 2 kesalahan
yaitu di perhitungan keramik tadi karena aku tidak mengerti dengan satuan beli
keramik dan menghitung bunga bank. Tapi overall cukup baik. Saat itu aku jujur
tidak siap mengenai salary berapa yang aku inginkan, jadi aku shock saat tiba –
tiba ditanyai mengenai salary. Aku pun memasang tarif rendah saat itu karena
tidak tahu pasaran salary nya. Setelah itu aku dirujuk untuk melakukan
psikotest di Ubaya. Saat psikotest cukup asyik karena seperti test IQ.
Tak lama berselang setelah
psikotest, aku pun diterima di perusahaan tersebut, senang awalnya, karena aku
merupakan salah satu lulusan 3,5 tahun yang mendapat pekerjaan terlebih dahulu.
Saat datang lagi ke sana aku pun bilang bahwa sedang persiapan siding dan
revisi jadi baru bisa mulai bekerja tanggal 4 Februari (sebenarnya aku berlibur
dengan teman-teman ke Bali pada akhir Januari sampai awal Februari), awalnya
seingatku, kami pulang dari Bali tanggal 3 Februari, ternyata aku salah tanggal
karena mereka mendapat harga tiket murah tanggal 5 Februari, jadi kami
dipesankan pulang tanggal 5 Februari. Aku sudah terlanjur bilang mulai masuk
tanggal 4. Awalnya aku mau pulang sendiri tanggal 4 nya tapi tiketnya cukup
mahal, akhirnya aku beranikan diri untuk mendatangi kantor dan meminta izin
baru masuk tanggal 6 dan syukurlah, permintaanku dikabulkan.
Awal mulai bekerja, aku
tidak mendapat pekerjaan sama sekali. Aku pun cukup canggung karena orang –
orang kantor sudah berusia semua. Ada beberapa yang masih muda, tapi selisihnya
denganku cukup jauh. Dan yang aku merasa tidak nyaman adalah adanya gap dalam
kantor, ya aku menyadari dimanapun aku berada pasti akan ada gap, tapi aku
melihat kehidupan kampus lebih menyenangkan karena walau memang ada gap tapi
gap tersebut tidak saling menjatuhkan.
Sekitar 1 bulan setelah
bekerja, aku sudah mulai banyak diserahi kerjaan. Aku cukup kagok dengan
menggunakan SAP, menghitung simple saja membutuhkan waktu seharian, aku pun bingung-bingung
sendiri saat disuruh menghitung volume. Kalau menurutku itu hanya mengenai
kebiasaan saja. Saat gajianpun ternyata aku diberi sedikit lebih banyak salary
dari yang aku minta tapi tetap saja lebih rendah dibanding rekanku yang lain.
Sempat berpikir untuk pindah kerjaan, tapi aku memutuskan bertahan karena
sebenarnya para PM yaitu Pak Melky, Ko Bagio, Ko Bonny dan Pak Jemmi orangnya
baik-baik, ke empat bos pun seperti Pak Haryanto, Pak Himawan, Pak Sandjaja dan
Pak Singgih baik dan tidak neko-neko. Peraturan tidak terlalu mengekang,
makanan cukup murah, dan lokasi yang cukup dekat dengan rumah. Sempat ada
beberapa tawaran pekerjaan yang salarynya lebih tinggi tapi aku tolak karena
menurutku aku masih butuh belajar, sedangkan di tawaran kerja tersebut, aku
sudah diserahi tanggungjawab yang lebih tinggi. Dan lagi aku masik optimis aku
akan studi lanjut di Taiwan, jadi waktuku di Surabaya tidak akan lama.
Sebenarnya dimana pun kita
ditempatkan, belajarlah untuk selalu bersyukur dan tidak menyesali pilihan
kita. Jangan lihat ke atas, tapi lihatlah ke bawah. Mengambil hikmah positif
dari yang kita pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar