Sudah seminggu ini tidak
menulis blog, tidak menonton DVD, jarang online FB. Karena minggu ini bisa
dibilang minggu yang cukup sibuk. Aku menerima tawaran menghitung struktur
secara freelance dan tampaknya memang menghitungkan struktur secara freelance salary
nya lebih besar dibanding kerja kantoran tapi kita tidak tahu apakah kita ada
kesalahan atau tidak dalam perhitungan.
Kebetulan minggu ini juga
ada banyak kerjaan di kantor, jadi tidak bisa selalu membawa tugas freelance
ini ke kantor. Pulang kerja, setelah makan dan mandi harus di depan computer
lagi untuk menyelesaikan hitungan. Serasa kembali lagi ke masa kuliah, Tugas
beton, baja dan skripsi, tapi entah kenapa, aku tahu kalau tugas – tugas itu
lebih ribet dan juga aku harus membagi tugas dan tenaga saat di kampus,
berorganisasi dan mengerjakan tugas tapi kadar kecapekannya aku merasa lebih
capek seminggu ini. Bahkan kemarin sudah terkapar pukul 21.30, bayangkan,
biasanya saat kuliah biasa tidur jam 1.00 bahkan saat skripsi begadang sampai
pk 6.30 tiap minggunya, tapi paling –paling hanya ngantuk. Mungkin kondisi
social yang berbeda antara kantor dengan kampus. Di kampus bisa bertemu dengan
teman – teman, ngobrol walau hanya saat makan siang sedangkan kondisi kerja di
kantor setiap orang duduk di tempat masing – masing, makan siang pun terbagi
menjadi 2 grup. Aku tidak mengerti kerjaan mereka sehingga tidak bisa membantu
mereka, mereka pun tidak mengerti pekerjaanku.
Sebenarnya saat aku menulis
blog ini saat masih jam kerja di kantor, masih ada kerjaan sebenarnya, tapi aku
break dulu karena merasa agak capek dan tidak bisa berpikir. Mengingat lagi ke
masa lalu, aku dulu terkesan menghindari stuktur dan hitung – hitungannya yang
menurutku ilmunya tidak dapat dinalar. Tapi saat di dunia kerjapun harus tetap
bertemu dengan mereka walaupun aku menjabat sebagai estimator yang notabene
seharusnya pekerjaannya menghitung volume yang pekerjaannya masih bisa
dilogika.
Tapi tidak menutup
kenyataan, hampir semua estimator di negeri ini pekerjaannya merangkap sebagai
engineer juga. Di kantor sekarang ini sebenarnya lumayan mendapat ilmu
‘praktis’, mengenai menghitung pondasi tanpa mengetahui data tanah, tapi tentu
saja keabsahannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Oh mungkin aku mengertahui
apa yang membuat aku capek, karena melihat kalender bulan April ini yang sama
dengan melihat kalender handphone. Kadang memang manusia membutuhkan yang
namanya break, sebenarnya walau di kuliah tampaknya aku tidak pernah break,
banyak aktifitas, tapi menurutku berorganisasi di panitia sudah termasuk break
loh, selain bertemu dengan banyak orang, juga bisa memikirkan hal lain di luar
pelajaran, menurutku itu sudah termasuk break dari memikirkan perkuliahan.
Sedangkan kerja kan setiap kali memikirkan ilmu teknik sipil.
Sebenarnya aku dulu sempat
berpikir untuk pindah tempat kerja karena salarynya kurang dibandingkan
pasaran. Melihat teman – teman yang lain kadang muncul rasa menyesal karena aku
memasang harga yang rendah saat ditanyai soal salary. Tapi sebenarnya pula,
bulan kemarin aku sudah tidak begitu menghiraukan itu karena aku juga mendapat
cukup ilmu lah di kantor sini. Tapi entah mengapa seminggu terakhir ini, dengan
kecapekan ini aku mulai berpikir lagi bahwa input dan outputku tidak sesuai.
Aku tahu bahwa aku tidak begitu memiliki kelebihan di kantor ini. Tapi memang
benar tidak ada semangat karena salary yang kecil memang kadang berpengaruh.
Sebenarnya aku sudah pernah merasakan saat aku menjadi mahasiswa paruh waktu di
perpustakaan. Setiap hari selalu ada kerjaan, kalau tidak stempel buku baru ya
menginput data di catalog online. Tentunya dibutuhkan ketelitian dalam hal ini,
karena tiap buku berbeda – beda, antara yang beli baru, sumbangan maupun wajib
serah. Salary nya pun kecil. Hanya sekitar Rp 3000-4000 per jam. Sebulan hanya
dapat 250-300 ribu, tidak ada apa – apanya disbanding asisten laboratorium yang
salarynya besar, seperti di acecom yang bisa mencapai Rp 60.000 per hari.
Apakah aku mungkin sudah terlalu capek, karena seakan – akan perjuanganku tidak
begitu dihargai ? Kadang aku benci dengan diriku sendiri yang suka bersungut –
sungut ini. Tapi apakah salah untuk mencari yang lebih baik lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar