Sabtu, 30 Maret 2013

Keamanan Civil Camp 2011



Saat open recruitment Civil Camp 2011 dipasang di P4, ada keinginan untuk ikut. Di sisi lain juga ikut teman – teman karena mereka juga berencana ikut mendaftar. 9 divisi ditawarkan, 2 divisi yang sempat terpikir olehku, keamanan dan perlengkapan.

Mengapa keamanan? Di saat nuansa open recruitment masih terasa, di sana ada libur Idul Fitri. Aku, SS, Aei Li, Ratna, Icha, Nita, MG, dan Ko Felix pacarnya SS sudah membuat plan untuk pergi bersama ke Jatim Park 2 dan BNS. Bisa dibayangkan ramainya bagaimana. Kami ke sana dengan mobil Avanzanya SS yang disopiri oleh sopirnya Ratna. Perjalanan yang memegelkan hati dan badan. Bagaimana tidak, orang2 sekampung pada pergi ke Secret Zoo semua, cari parkir tidak aturan, masuk ke lahan tidak jelas yang sempit banget karena banyak yang parkir di sana. Berhasil dapat tempat parkir, masih harus antre beli tiket dan masuknya. Aku yang tidak suka tidak antre, cukup dicapekkan oleh kondisi ini. Senang – senang di dalam secret zoo, sampai kami lupa kalau hari itu libur lebaran, jadi kami berencana lanjut ke BNS. Dan parkir BNS tidak jauh lebih gila dari Secret Zoo. Kami awalnya sudah dapat parkir tapi masih menunggu mobil keluar, kami sudah berhenti di depan sedikit dengan memberi sinyal ‘riting’. Betapa shocknya kami saat jukir malah mengijinkan mobil belakang kami menempati parkiran kami. Sudah mencari parkir susah, ditempati pula. Sopir Ratna tidak bisa apa – apa, hanya mencoba mencari tempat parkir lain. Di sisi lain, Nita yang dijuluki Boss oleh anak – anak merasa diperlakukan tidak adil, dia turun dan melabrak jukir tersebut. Spontan lihat hal itu, Ko Felix menemani Nita karena dia kan perempuan. Oleh karena kesangaran boss, jukir tersebut tunduk juga, alhasil kami mendapat tempat parkir yang seharusnya kami dapatkan. Sopir Ratna pun mulai memarkir mobil Avanza, tapi karena takut, bukan mobilnya, maka proses parkir ini lama sekali. Merasa sopir Ratna lemot sekali, Nita langsung menyuruh sopir Ratna turun dan ganti dia yang pegang kendali. Kagum banget sama sifat Nita heroic dan berani, reflek aku bilang ke Nita, “Boss, daftar keamanan kemjur!!!”. Nita awalnya tidak mau, aku sempat kecewa, karena seharusnya dia mampu, akhirnya aku member tantangan, “ayo bareng – bareng daftar keamanan kemjur”. Dan dia pun setuju. Aku seneng banget walau kami tidak tau siapa yang akan keterima siapa yang tidak. Pengumuman pun ditempelkan, dan aku bahagia sekali karena aku dan Nita bisa bekerja sama dalam divisi Keamanan.
Sedikit bercerita sebelum hari H, sebelum Civil Camp, tiap hari Jumat pk 7.30-9.30 kami selalu mengadakan Radiv. Jika terlambat datang radiv, harus membawa snack. Isi dari tiap rapat itu sama yaitu mengkritisi peraturan2 kemjur tahun lalu. Namanya saja emang keamanan, tapi aku sendiri saat radiv malah banyak guyonnya, apalagi aku memang teman dekatnya Ko Aron, jadi sudah tidak ada rasa sungkan (walaupun dia koorku). Saat2 itu masih belum bisa membayangkan sebagaimana menegangkannya menjadi keamanan. Saat briefing, aku cuma datang sebentar, karena mau melayat family, jadi tidak tahu bagaimana sifat – sifat para maba dan bagaimana Ko Aron mulai membuka image first impression keamanan. Saat radiv ko Aron pernah bilang, saat penyisiran jangan pernah tanya sama orang lain apakah itu benar atau tidak, putuskan sendiri,soal apapun keputusan kalian dan ada maba yang protes, aku pasti akan dukung kalian. Saat liburan, Ko Aron juarang sekali mengadakan radiv. Ko Aron membagi – bagi jobdesc, dan aku kebagian membuat format dan contoh refleksi.
Ya, dan tanggal 24 Januari pun tiba juga. Cukup mengantuk, karena malam sebelum hari I Civil Camp,aku menerima tawaran sebagai Leader Pagar Ayu di Bima Genteng dengan alasan aku mau melatih ketegasanku saat jadi leader. Tapi karena beberapa anak2 pagar ayunya lebih tua dari aku dan sifat dasarku sebagai anak bungsu yang suka mengalah, akhirnya sama sekali tidak tegas saat jadi leader. Aku bertugas untuk mengawasi dropping area maba daerah mobil, rencana dropping area awal terpaksa diubah karena cukup membingungkan. Saat sedang menjaga dropping area, ada Maba yang membuka pintu mobil tanpa melihat spion, padahal saat itu di belakangnya ada seorang satpam sedang naik motor untuk berpatroli. Alhasil, satpam tersebut tertabrak pintu mobil maba tersebut dan tangannya berlumuran darah. Pagi – pagi sudah dapat kejadian seperti itu, satpamnya marah – marah, aku tidak dapat berbuat apa – apa dan malah merinding sekali sekaligus takut karena sudah merasa gagal menjadi seorang keamanan. Akhirnya KSR, maba tersebut dan Ko Yusak (ketua Civil Camp) yang mengurusi masalah tersebut. Aku melanjutkan menjaga dropping area sambil melihat jam,kurang 5 menit sebelum waktu yang ditentukan, aku pun mencoba untuk  berteriak pada Maba “Teman – teman, waktu kurang 5 menit”, karena suara terlalu pelan, ada Maba yang bertanya “Ngomong apa ce?”, kejadian itu tidak hanya 1x, tapi tiap kali ada maba yang lewat selalu ga dengar suaraku. Merasa gagal session 2 pun terasa. Saat aku teriak kurang 1 menit, para Maba langsung saling berlomba lari, lucu sekali ngelihatnya. Banyak maba yang sudah sampai di depan AVT, apesnya ternyata AVT belum dibuka oleh petugas UPPK. Masing-masing keamanan bertugas di wilayah masing – masing, saat aku mengantar maba sampai di depan AVT, suasananya seperti pasar, dan aku sendiri keamanan di situ, tidak ada HT, saat itu di sana ada Ko Nugroho, koor transakom yang dulunya pernah menjadi anak keamanan P3KMABA,justru Ko Nugroho yang membentaki maba. Karena merasa tidak mampu menenangkan maba, aku pun segera turun ke bawah memberitahu Ko Aron, belum juga aku mencet tombol lift, Ko Aron dah sampai di T5 dulu, Ko Aron cukup tegas saat itu.
Singkat cerita, sesampai di lokasi, aku langsung bergegas ke Aula untuk siap – siap penyisiran. Awalnya aku menyisir maba cewek. Banyak yang kena rekap gara – gara  lengan bajunya terlalu pendek. 5 Maba cewek sudah aku sisir, maba ceweknya sudah habis, maba cowoknya butuh tenaga nih, aku pun membantu menyisir cowok dan ternyata ada conditioner yang bawa conditioner ,di SOP tidak jelas, apakah conditioner boleh, adanya Cuma tulisan : ‘Alat mandi : sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi, handuk’, karena tidak ada kata ‘dll’, akhirnya aku putuskan bahwa dia membawa di luar alat mandi dan merekapnya.
Maba menuju ke pondok masing2. Saat hendak berkumpul lagi di aula, kami pun keliling, tapi mabanya tidak ada yang buru2 ke aula, ada ketua pondok yang memegang kunci menunggui teman sesama pondoknya yang tidak keluar pondok. Aku pun tidak cukup berani untuk menegaskan kalau waktu sudah habis di pondok, seharusnya banyak maba yang terkena rekap terlambat, tapi tidak direkap oleh keamanan karena merasa kasihan.
Setelah itu, aku, sisca dan yoga saatnya untuk menjaga pondok, aku pun diajak sisca untuk keliling pondok dan ditunjuki tempatnya satu2, karena aku tidak ikut survey jadi tidak tahu medannya. Sudah jalannya naik turun, jauhnya setara gedung P dengan gedung T. Setelah keliling, kami mengambil barang bawaan untuk dipindahkan ke pondok keamanan. Sesampai di pondok ternyata turun hujan,maka kami santai – santai dulu, aku dan sisca saling memijat kaki yang dah kaku lalu kami mandi dan saat itu kami baru sadar kalau tidak ada yang bawa HT. Kami memanfaatkan kesempatan emas itu. Saat hujan agak reda, kami memutuskan kembali ke aula karena kasihan sama anak keamanan yang lain.
Berdiri menjaga sesi selama beberapa jam cukup membuat kaki pegal – pegal, anak – anak yang ramai pun tidak dapat aku kendalikan. Saat makan malam pun tiba, aku menawarkan diri untuk mengatur tempat duduk di ruang makan, akhirnya Nita dan Ko Aron yang merotasikan maba dari aula, aku bergegas ke ruang makan untuk memastikan apakah makanan dah siap, aku ditemani CS anak acara saat itu. Aku pun mengantarkan maba ke meja masing – masing, 1 meja dipenuhi dulu baru buka meja lain. Hitung – hitung, seperti jadi pagar ayu yang mengantarkan tamu ke meja. Saat itu nasi 1 meja ditaruh pada 1 bakul dan tidak boleh menambah nasi. Dasar maba, tidak tahu apakah terlalu lapar, mengambil nasinya tidak aturan, awalnya aku tegor pelan, ehhh…tapi kok begitu semua, bahkan ada 1 anak yang pertama duduk langsung ngambil ¾ porsi satu meja, aku yang tidak suka orang egois seperti itu dan dah cukup capek, spontan langsung mbentak maba itu “HEH KAMU, MAKANNYA TEMANNYA DIBAGI DONG!!”, aku tidak melihat apakah di ruang makan ada dosen atau tidak. Sesaat setelah itu, kondisi jadi sunyi, aku yang terlanjur sebel langsung menuju ke aula.
Singkat cerita acara api unggun, aku bantu sebentar sih, tapi juga ngerasa capek banget, saat itu jam sudah menunjukan pk 23.00, acara belum selesai, rencananya kami ada pembuatan refleksi setelah acara selesai, aku pun bilang ke Ko Aron kalau setahuku Maba ada jam malamnya sendiri dan tidak memungkinkan untuk membuat refleksi, jadi bagaimana kalau refleksinya dikumpulin saat kebaktian pagi. Ko Aron yang tidak bisa menutupi rasa capeknya itu, langsung setuju dengan saranku. Di saat para maba sedang nikmat makan BBQ, Ko Aron didatangi oleh peserta yang tadi aku rekap conditioner. Anak itu protes ke ko aron. Aku kasihan sama ko Aron, sudah capek, harus meladeni mala hasil perbuatanku. Aku takut ikut campur. Aku sempat takut Ko Aron yang terlalu capek tadi memberikan pemutihan pada mala itu, tapi juga merasa bersalah pada Ko Aron juga. Sempat terlihat panas, dan aku lihat Ko Aron memegang ucapannya di awal bahwa dia selalu membela anak2nya.
Setelah acara BBQ, maba – maba kembali ke pondok masing – masing, para panitia kembali ke aula untuk rapat evaluasi, divisi keamanan dihujat habis – habisan, aku sudah aku capek begini, masih aja divisi lain memicu emosi. Memang acara molor, memang hal itu kesalahan keamanan yang tidak tegas dengan waktu keamanan, tapi cara mereka mengkritik keamanan sama sekali tidak membangun, malah menjatuhkan, tidak memberi jalan keluar. Wajah para panitia saat itu tidak dapat ditutupi oleh rasa capek oleh jobdescnya masing – masing. Setelah Raval, Ko Aron meminta anak keamanan untuk radiv sebentar di pondok. Saat itu terlihat jelas bahwa Ko Aron stress berat. Di radiv itu kami memutuskan bahwa tidak ada dispensasi waktu lagi. Lalu aku, ko aron dan sisca saatnya tidur. Sudah pk 2.00 saat itu, dan kami harus bangun pk 4.00. Aku kembali ke kamar, badan dan jiwa capek sekali tapi tidak tahu kenapa tidak bisa tidur. Aku sempat nguping pembicaraan anak anak lain yang jaga malam yaitu Nita, Yoga,Andreas dan Jansen. Mereka membicarakan kinerja kami pada hari I. Aku pun tidak tenang dan sms ko Aron yang berada di kamar sebelah dan memberikan semangat.
Acara hari kedua berakhir tepat waktu, senang sekali rasanya, karena di sini kami benar – benar bertindak tegas, tidak ada toleransi buat yang terlambat, aku pun juga memberanikan diri untuk menegor maba kalau rame di aula, walau ga megang TOA, ya tetap harus teriak. Hari ini tidak ada rapat eval, jadi anak keamanan pada jaga refleksi. Singkat cerita hari ketiga kembali pulang ke Surabaya, aku minta ijin ko aron untuk pulang dulu karena nunut AeiLi. Sesampai di rumah, aku langsung nyalain FB Himasitra Petra update status yang simple banget sih “Civil Camp 2011 telah selesai, be an invincible civiler ya J” begitu senangnya ternyata yang ngelike ada 40an orang. 3 hari Civil Camp ini, divisi keamanan memang belajar menjadi seorang invincible yang tak terkalahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar