Dari aku TK sampai pada kuliah, aku paling suka masa – masa
kuliah, karena aku bisa belajar banyak hal, menjadi lebih baik, mempunyai
banyak teman dan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Memasuki semester 7,
sebenarnya cukup sedih karena waktuku di UK Petra tinggal 1 semester saja. Sebenarnya
itu memang sudah keputusanku sejak dulu, tapi bukan saat pertama kali aku
menginjakkan kaki di UK Petra, sebab saat aku pertama kali menginjakkan kaki di
UK Petra, aku tidak pernah berpikir untuk bisa lulus cepat. Pembelajaran hidup
di UK Petra lah yang membuat aku mengambil keputusan itu. Oleh karena kegagalan
di beberapa factor di kehidupan kemahasiswaan dan keinginan untuk tidak terlalu
merepotkan orang tua lagi yang membuat aku nekat memutuskan untuk bisa lulus
lebih cepat dibanding teman aku yang lain.
Flash back saat aku masih SMA, sebenarnya aku tidak yakin
dengan kemampuan aku sendiri, aku tidak tahu aku harus masuk jurusan Teknik
Sipil UK Petra, beberapa alasan aku adalah :
- Aku anak IPA, jadi eman kalau tidak mengambil jurusan yang berhubungan dengan IPA, mengingat IPA cukup susah
- Aku suka hitung – hitungan
- Di sisi lain aku suka menggambar perspektif
- UK Petra dekat dengan rumah dan sekampus dengan cece
- Aku tidak bisa kemampuan lain, seperti bahasa Inggris, Seni, Komputer
Jadi aku masuk di Teknik Sipil karena
dapat memenuhi setidaknya poin 2 dan 3 aku.
Banyak yang menakut – nakuti bahwa
teknik sipil itu susah. Bahkan banyak teman cece aku yang harus molor kuliahnya
karena banyak yang tidak lulus. Menyadarai akan hal itu, aku awalnya membuat
target lulus 4,5 tahun. Setengah tahun lebih lama daripada satndart normalnya,
karena aku menyadari ketidakmampuanku, tapi aku pun berpikir, tidak apa molor,
asal jangan lama – lama, setengah tahun saja cukup. Saat astorku menanyai ingin
lulus berapa tahun kepada teman – teman kelompok tutorialku, hanya aku yang
menjawab sedikit aneh. Rekan yang lain menjawab ingin lulus 4 tahun, ada pula
yang ingin lulus 3,5 tahun. Maka dari itu aku tidak punya target apapun saat aku
kuliah.
Kehidupan perkuliahan aku awali di
semester pertama dengan bermalas – malasan. Belajar seadanya, saat belajar
kelompok sering aku tinggal ke kantin karena cepat bosan. Kalau ada jam kosong,
biasanya pergi ke mall atau plaza. Malah pernah beberapa kali bolos kelas
karena terlalu asyik tidur di kos teman dan menonton bioskop beramai – ramai.
IPku jauh dengan teman – teman, mereka 3,5 keatas sedangkan aku biasa – biasa
saja, padahal kata kakak – kakak kelas, mata kuliah semester 1 itu masih seperti
SMA, jadi raihlah nilai setinggi – tingginya, aku baru menyesali kemalasan aku
saat akhir semester 1. Teman – temanku hampir semua masuk 10% IPK tertinggi.
Aku seolah tergeletak tak berdaya, aku mau berdiri tapi aku tak mampu, sampai
suatu kali saat Camp Jurusan, kakak pembimbing aku adalah angkatan 2007, pintar
luar biasa dan aktif kepanitiaan. IPK nya 3,87 dan SKKK nya 250an. Aku dulu
ngefans sekali pada kakak pembimbing itu. Saat Camp Jurusan, dia juga
memberikan kiat – kiat belajar, dia biasanya belajar minimal 2 jam setiap
harinya. Sejak saat itu, aku bertekad mencoba kebiasaan tersebut, tapi aku
sedikit mentoleransi, karena aku cukup malas, jadi 1 jam saja cukuplah untuk
belajar, tidak harus belajar, membuat PR juga bisa, asal membuka pelajaran kuliah.
Aku berusaha mengikuti kuliah Mekanika Bahan yang merupakan momok kedua di
Teknik Sipil dengan konsentrasi 100% tiap kuliahnya. Dan aku sungguh bersyukur
pada Tuhan, aku dipertemukan oleh kakak pembimbing seperti itu, semester 2 yang
kata banyak orang, IP anak – anak sipil terjun bebas semua, aku justru naik
0,02 sedikit memang kalau dilihat dari kuantitas, tapi kalau dilihat dari
kualitas, IPSku bahkan lebih baik dari beberapa teman yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar