Saat semester 4, aku bisa mengambil
mata kuliah Manajemen Konstruksi, dimana mata kuliah tersebut dapat membuka
mata kuliah penjurusan konstruksi yang lain dan membuka kesempatan untuk lulus
3,5 tahun. Impianku menjadi berorganisasi lebih lanjut aku kubur dalam – dalam
dan aku memutuskan untuk dapat lulus 3,5 tahun, aku berkomitmen, aku boleh saja
gagal dalam organisasi kemahasiswaan, tapi aku tidak boleh gagal lulus 3,5
tahun. Aku semakin berkomitmen lulus 3,5 tahun dan langsung bekerja agar tidak
merepotkan orang tua lagi dan lebih menghemat pengeluaran orang tua aku. Saat
itu aku benar – benar tersadarkan, banyak teman aku yang mengatakan bahwa aku
mudah emosi, aku kurang bisa bersyukur dan bersungut – sungut, saat itu aku
belajar untuk mengkontrol emosi, mengambil sisi positif pada semua yang terjadi
dalam kehidupan aku.
Liburan semester, aku isi dengan ikut
panitia P3KMABA. Aku mendaftar di divisi Peran, karena ingin mencoba divisi
lain, apalagi aku sebelumnya divisi Acara yang sering ada beda pendapat dengan
divisi Peran dan saat Civil Camp aku sebagai divisi Keamanan yang tentunya
dibenci oleh para Maba dan ternyata aku diterima sebagai divisi Peran, aku
partner dengan sahabat aku sendiri, Icha. Aku mencoba memperbaiki hubungan
divisi Acara dengan Peran dan aku ingin memberikan pembelajaran yang mandiri
dan dewasa untuk Maba yang dipercayai padaku.
Hari pertama P3KMABA, ada 2 Maba aku
yang sudah mendapat 6 rekap, mereka sebenarnya sudah patah semangat untuk ikut
P3KMABA. Kami tetap memberikan semangat pada mereka, yang membuat aku terharu,
walau mereka ragu dapat lulus P3KMABA, tapi mereka tetap mau melanjutkan ikut
P3KMABA karena mereka ingin menghargai kami, para pembimbingnya. Untuk
memberikan semangat mereka, aku pernah menantang mereka, jika sekelompok bisa
zero rekap, akan aku beri coklat untuk dimakan bersama saat kelas kecil (walau
sebenarnya saat itu ada peraturan untuk dilarang makan di luar makanan yang
disediakan divisi konsumsi di dalam ruangan), aku tidak peduli dengan peraturan
– peraturan yang menurutku hanya membatasi sesuatu yang membuat mereka bisa
lebih baik. Hari pertama, tantangan gagal, karena ada 1 teman yang terkena
rekap. Setelah itu, tetap aku tantang, ternyata begitu menakjubkan, mereka
semua bisa zero rekap, terlebih lagi 2 maba aku yang pada hari pertama terkena
6 rekap, diberi jempol oleh divisi Evaluasi saat itu. Pernah suatu saat di
kelas, 2 kelompok bergabung untuk sesi kelas kecil, para Maba ramai tidak dapat
dikontrol, aku saat itu justru melakukan hal yang tidak boleh dilakukan, aku
membentak, “Teman – teman bisa tenang tidak sih? Apa perlu aku jadi kakak
keamanan agar kalian bisa tenang?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar