Sabtu, 30 Maret 2013

Semester 4



Saat semester 4, aku bisa mengambil mata kuliah Manajemen Konstruksi, dimana mata kuliah tersebut dapat membuka mata kuliah penjurusan konstruksi yang lain dan membuka kesempatan untuk lulus 3,5 tahun. Impianku menjadi berorganisasi lebih lanjut aku kubur dalam – dalam dan aku memutuskan untuk dapat lulus 3,5 tahun, aku berkomitmen, aku boleh saja gagal dalam organisasi kemahasiswaan, tapi aku tidak boleh gagal lulus 3,5 tahun. Aku semakin berkomitmen lulus 3,5 tahun dan langsung bekerja agar tidak merepotkan orang tua lagi dan lebih menghemat pengeluaran orang tua aku. Saat itu aku benar – benar tersadarkan, banyak teman aku yang mengatakan bahwa aku mudah emosi, aku kurang bisa bersyukur dan bersungut – sungut, saat itu aku belajar untuk mengkontrol emosi, mengambil sisi positif pada semua yang terjadi dalam kehidupan aku.
Liburan semester, aku isi dengan ikut panitia P3KMABA. Aku mendaftar di divisi Peran, karena ingin mencoba divisi lain, apalagi aku sebelumnya divisi Acara yang sering ada beda pendapat dengan divisi Peran dan saat Civil Camp aku sebagai divisi Keamanan yang tentunya dibenci oleh para Maba dan ternyata aku diterima sebagai divisi Peran, aku partner dengan sahabat aku sendiri, Icha. Aku mencoba memperbaiki hubungan divisi Acara dengan Peran dan aku ingin memberikan pembelajaran yang mandiri dan dewasa untuk Maba yang dipercayai padaku.
Hari pertama P3KMABA, ada 2 Maba aku yang sudah mendapat 6 rekap, mereka sebenarnya sudah patah semangat untuk ikut P3KMABA. Kami tetap memberikan semangat pada mereka, yang membuat aku terharu, walau mereka ragu dapat lulus P3KMABA, tapi mereka tetap mau melanjutkan ikut P3KMABA karena mereka ingin menghargai kami, para pembimbingnya. Untuk memberikan semangat mereka, aku pernah menantang mereka, jika sekelompok bisa zero rekap, akan aku beri coklat untuk dimakan bersama saat kelas kecil (walau sebenarnya saat itu ada peraturan untuk dilarang makan di luar makanan yang disediakan divisi konsumsi di dalam ruangan), aku tidak peduli dengan peraturan – peraturan yang menurutku hanya membatasi sesuatu yang membuat mereka bisa lebih baik. Hari pertama, tantangan gagal, karena ada 1 teman yang terkena rekap. Setelah itu, tetap aku tantang, ternyata begitu menakjubkan, mereka semua bisa zero rekap, terlebih lagi 2 maba aku yang pada hari pertama terkena 6 rekap, diberi jempol oleh divisi Evaluasi saat itu. Pernah suatu saat di kelas, 2 kelompok bergabung untuk sesi kelas kecil, para Maba ramai tidak dapat dikontrol, aku saat itu justru melakukan hal yang tidak boleh dilakukan, aku membentak, “Teman – teman bisa tenang tidak sih? Apa perlu aku jadi kakak keamanan agar kalian bisa tenang?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar