Saat open recruitment Civil Camp 2011
dipasang di P4, ada keinginan untuk ikut. Di sisi lain juga ikut teman – teman
karena mereka juga berencana ikut mendaftar. 9 divisi ditawarkan, 2 divisi yang
sempat terpikir olehku, keamanan dan perlengkapan.
Mengapa keamanan? Di saat nuansa open recruitment masih
terasa, di sana ada libur Idul Fitri. Aku, SS, Aei Li, Ratna, Icha, Nita, MG,
dan Ko Felix pacarnya SS sudah membuat plan untuk pergi bersama ke Jatim Park 2
dan BNS. Bisa dibayangkan ramainya bagaimana. Kami ke sana dengan mobil
Avanzanya SS yang disopiri oleh sopirnya Ratna. Perjalanan yang memegelkan hati
dan badan. Bagaimana tidak, orang2 sekampung pada pergi ke Secret Zoo semua,
cari parkir tidak aturan, masuk ke lahan tidak jelas yang sempit banget karena
banyak yang parkir di sana. Berhasil dapat tempat parkir, masih harus antre
beli tiket dan masuknya. Aku yang tidak suka tidak antre, cukup dicapekkan oleh
kondisi ini. Senang – senang di dalam secret zoo, sampai kami lupa kalau hari
itu libur lebaran, jadi kami berencana lanjut ke BNS. Dan parkir BNS tidak jauh
lebih gila dari Secret Zoo. Kami awalnya sudah dapat parkir tapi masih menunggu
mobil keluar, kami sudah berhenti di depan sedikit dengan memberi sinyal
‘riting’. Betapa shocknya kami saat jukir malah mengijinkan mobil belakang kami
menempati parkiran kami. Sudah mencari parkir susah, ditempati pula. Sopir
Ratna tidak bisa apa – apa, hanya mencoba mencari tempat parkir lain. Di sisi
lain, Nita yang dijuluki Boss oleh anak – anak merasa diperlakukan tidak adil,
dia turun dan melabrak jukir tersebut. Spontan lihat hal itu, Ko Felix menemani
Nita karena dia kan perempuan. Oleh karena kesangaran boss, jukir tersebut
tunduk juga, alhasil kami mendapat tempat parkir yang seharusnya kami dapatkan.
Sopir Ratna pun mulai memarkir mobil Avanza, tapi karena takut, bukan mobilnya,
maka proses parkir ini lama sekali. Merasa sopir Ratna lemot sekali, Nita
langsung menyuruh sopir Ratna turun dan ganti dia yang pegang kendali. Kagum
banget sama sifat Nita heroic dan berani, reflek aku bilang ke Nita, “Boss,
daftar keamanan kemjur!!!”. Nita awalnya tidak mau, aku sempat kecewa, karena
seharusnya dia mampu, akhirnya aku member tantangan, “ayo bareng – bareng
daftar keamanan kemjur”. Dan dia pun setuju. Aku seneng banget walau kami tidak
tau siapa yang akan keterima siapa yang tidak. Pengumuman pun ditempelkan, dan
aku bahagia sekali karena aku dan Nita bisa bekerja sama dalam divisi Keamanan.
Sedikit
bercerita sebelum hari H, sebelum Civil Camp, tiap hari Jumat pk 7.30-9.30 kami
selalu mengadakan Radiv. Jika terlambat datang radiv, harus membawa snack. Isi
dari tiap rapat itu sama yaitu mengkritisi peraturan2 kemjur tahun lalu.
Namanya saja emang keamanan, tapi aku sendiri saat radiv malah banyak guyonnya,
apalagi aku memang teman dekatnya Ko Aron, jadi sudah tidak ada rasa sungkan
(walaupun dia koorku). Saat2 itu masih belum bisa membayangkan sebagaimana menegangkannya
menjadi keamanan. Saat briefing, aku cuma datang sebentar, karena mau melayat
family, jadi tidak tahu bagaimana sifat – sifat para maba dan bagaimana Ko Aron
mulai membuka image first impression keamanan. Saat radiv ko Aron pernah
bilang, saat penyisiran jangan pernah tanya sama orang lain apakah itu benar
atau tidak, putuskan sendiri,soal apapun keputusan kalian dan ada maba yang
protes, aku pasti akan dukung kalian. Saat liburan, Ko Aron juarang sekali
mengadakan radiv. Ko Aron membagi – bagi jobdesc, dan aku kebagian membuat
format dan contoh refleksi.
Ya, dan
tanggal 24 Januari pun tiba juga. Cukup mengantuk, karena malam sebelum hari I
Civil Camp,aku menerima tawaran sebagai Leader Pagar Ayu di Bima Genteng dengan
alasan aku mau melatih ketegasanku saat jadi leader. Tapi karena beberapa anak2
pagar ayunya lebih tua dari aku dan sifat dasarku sebagai anak bungsu yang suka
mengalah, akhirnya sama sekali tidak tegas saat jadi leader. Aku bertugas untuk
mengawasi dropping area maba daerah mobil, rencana dropping area awal terpaksa
diubah karena cukup membingungkan. Saat sedang menjaga dropping area, ada Maba
yang membuka pintu mobil tanpa melihat spion, padahal saat itu di belakangnya
ada seorang satpam sedang naik motor untuk berpatroli. Alhasil, satpam tersebut
tertabrak pintu mobil maba tersebut dan tangannya berlumuran darah. Pagi – pagi
sudah dapat kejadian seperti itu, satpamnya marah – marah, aku tidak dapat
berbuat apa – apa dan malah merinding sekali sekaligus takut karena sudah
merasa gagal menjadi seorang keamanan. Akhirnya KSR, maba tersebut dan Ko Yusak
(ketua Civil Camp) yang mengurusi masalah tersebut. Aku melanjutkan menjaga
dropping area sambil melihat jam,kurang 5 menit sebelum waktu yang ditentukan,
aku pun mencoba untuk berteriak pada
Maba “Teman – teman, waktu kurang 5 menit”, karena suara terlalu pelan, ada
Maba yang bertanya “Ngomong apa ce?”, kejadian itu tidak hanya 1x, tapi tiap
kali ada maba yang lewat selalu ga dengar suaraku. Merasa gagal session 2 pun
terasa. Saat aku teriak kurang 1 menit, para Maba langsung saling berlomba
lari, lucu sekali ngelihatnya. Banyak maba yang sudah sampai di depan AVT,
apesnya ternyata AVT belum dibuka oleh petugas UPPK. Masing-masing keamanan
bertugas di wilayah masing – masing, saat aku mengantar maba sampai di depan
AVT, suasananya seperti pasar, dan aku sendiri keamanan di situ, tidak ada HT,
saat itu di sana ada Ko Nugroho, koor transakom yang dulunya pernah menjadi
anak keamanan P3KMABA,justru Ko Nugroho yang membentaki maba. Karena merasa
tidak mampu menenangkan maba, aku pun segera turun ke bawah memberitahu Ko
Aron, belum juga aku mencet tombol lift, Ko Aron dah sampai di T5 dulu, Ko Aron
cukup tegas saat itu.
Singkat
cerita, sesampai di lokasi, aku langsung bergegas ke Aula untuk siap – siap
penyisiran. Awalnya aku menyisir maba cewek. Banyak yang kena rekap gara – gara
lengan bajunya terlalu pendek. 5 Maba
cewek sudah aku sisir, maba ceweknya sudah habis, maba cowoknya butuh tenaga
nih, aku pun membantu menyisir cowok dan ternyata ada conditioner yang bawa
conditioner ,di SOP tidak jelas, apakah conditioner boleh, adanya Cuma tulisan
: ‘Alat mandi : sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi, handuk’, karena tidak
ada kata ‘dll’, akhirnya aku putuskan bahwa dia membawa di luar alat mandi dan
merekapnya.
Maba
menuju ke pondok masing2. Saat hendak berkumpul lagi di aula, kami pun
keliling, tapi mabanya tidak ada yang buru2 ke aula, ada ketua pondok yang memegang
kunci menunggui teman sesama pondoknya yang tidak keluar pondok. Aku pun tidak
cukup berani untuk menegaskan kalau waktu sudah habis di pondok, seharusnya
banyak maba yang terkena rekap terlambat, tapi tidak direkap oleh keamanan
karena merasa kasihan.
Setelah itu,
aku, sisca dan yoga saatnya untuk menjaga pondok, aku pun diajak sisca untuk
keliling pondok dan ditunjuki tempatnya satu2, karena aku tidak ikut survey
jadi tidak tahu medannya. Sudah jalannya naik turun, jauhnya setara gedung P
dengan gedung T. Setelah keliling, kami mengambil barang bawaan untuk
dipindahkan ke pondok keamanan. Sesampai di pondok ternyata turun hujan,maka
kami santai – santai dulu, aku dan sisca saling memijat kaki yang dah kaku lalu
kami mandi dan saat itu kami baru sadar kalau tidak ada yang bawa HT. Kami
memanfaatkan kesempatan emas itu. Saat hujan agak reda, kami memutuskan kembali
ke aula karena kasihan sama anak keamanan yang lain.
Berdiri
menjaga sesi selama beberapa jam cukup membuat kaki pegal – pegal, anak – anak
yang ramai pun tidak dapat aku kendalikan. Saat makan malam pun tiba, aku
menawarkan diri untuk mengatur tempat duduk di ruang makan, akhirnya Nita dan
Ko Aron yang merotasikan maba dari aula, aku bergegas ke ruang makan untuk
memastikan apakah makanan dah siap, aku ditemani CS anak acara saat itu. Aku
pun mengantarkan maba ke meja masing – masing, 1 meja dipenuhi dulu baru buka
meja lain. Hitung – hitung, seperti jadi pagar ayu yang mengantarkan tamu ke
meja. Saat itu nasi 1 meja ditaruh pada 1 bakul dan tidak boleh menambah nasi.
Dasar maba, tidak tahu apakah terlalu lapar, mengambil nasinya tidak aturan,
awalnya aku tegor pelan, ehhh…tapi kok begitu semua, bahkan ada 1 anak yang
pertama duduk langsung ngambil ¾ porsi satu meja, aku yang tidak suka orang
egois seperti itu dan dah cukup capek, spontan langsung mbentak maba itu “HEH
KAMU, MAKANNYA TEMANNYA DIBAGI DONG!!”, aku tidak melihat apakah di ruang makan
ada dosen atau tidak. Sesaat setelah itu, kondisi jadi sunyi, aku yang
terlanjur sebel langsung menuju ke aula.
Singkat
cerita acara api unggun, aku bantu sebentar sih, tapi juga ngerasa capek
banget, saat itu jam sudah menunjukan pk 23.00, acara belum selesai, rencananya
kami ada pembuatan refleksi setelah acara selesai, aku pun bilang ke Ko Aron
kalau setahuku Maba ada jam malamnya sendiri dan tidak memungkinkan untuk
membuat refleksi, jadi bagaimana kalau refleksinya dikumpulin saat kebaktian
pagi. Ko Aron yang tidak bisa menutupi rasa capeknya itu, langsung setuju
dengan saranku. Di saat para maba sedang nikmat makan BBQ, Ko Aron didatangi
oleh peserta yang tadi aku rekap conditioner. Anak itu protes ke ko aron. Aku
kasihan sama ko Aron, sudah capek, harus meladeni mala hasil perbuatanku. Aku
takut ikut campur. Aku sempat takut Ko Aron yang terlalu capek tadi memberikan
pemutihan pada mala itu, tapi juga merasa bersalah pada Ko Aron juga. Sempat
terlihat panas, dan aku lihat Ko Aron memegang ucapannya di awal bahwa dia
selalu membela anak2nya.
Setelah
acara BBQ, maba – maba kembali ke pondok masing – masing, para panitia kembali
ke aula untuk rapat evaluasi, divisi keamanan dihujat habis – habisan, aku sudah
aku capek begini, masih aja divisi lain memicu emosi. Memang acara molor,
memang hal itu kesalahan keamanan yang tidak tegas dengan waktu keamanan, tapi
cara mereka mengkritik keamanan sama sekali tidak membangun, malah menjatuhkan,
tidak memberi jalan keluar. Wajah para panitia saat itu tidak dapat ditutupi
oleh rasa capek oleh jobdescnya masing – masing. Setelah Raval, Ko Aron meminta
anak keamanan untuk radiv sebentar di pondok. Saat itu terlihat jelas bahwa Ko
Aron stress berat. Di radiv itu kami memutuskan bahwa tidak ada dispensasi
waktu lagi. Lalu aku, ko aron dan sisca saatnya tidur. Sudah pk 2.00 saat itu, dan
kami harus bangun pk 4.00. Aku kembali ke kamar, badan dan jiwa capek sekali
tapi tidak tahu kenapa tidak bisa tidur. Aku sempat nguping pembicaraan anak
anak lain yang jaga malam yaitu Nita, Yoga,Andreas dan Jansen. Mereka membicarakan
kinerja kami pada hari I. Aku pun tidak tenang dan sms ko Aron yang berada di
kamar sebelah dan memberikan semangat.
Acara hari kedua berakhir tepat
waktu, senang sekali rasanya, karena di sini kami benar – benar bertindak
tegas, tidak ada toleransi buat yang terlambat, aku pun juga memberanikan diri
untuk menegor maba kalau rame di aula, walau ga megang TOA, ya tetap harus
teriak. Hari ini tidak ada rapat eval, jadi anak keamanan pada jaga refleksi.
Singkat cerita hari ketiga kembali pulang ke Surabaya, aku minta ijin ko aron
untuk pulang dulu karena nunut AeiLi. Sesampai di rumah, aku langsung nyalain
FB Himasitra Petra update status yang simple banget sih “Civil Camp 2011 telah
selesai, be an invincible civiler ya J” begitu senangnya ternyata yang
ngelike ada 40an orang. 3 hari Civil Camp ini, divisi keamanan memang belajar
menjadi seorang invincible yang tak terkalahkan.